Pola pemukiman penduduk di ubud memanjang di sepanjang jalan. Selain digunakan sebagai pemukiman penduduk daerah ubud juga digunakan sebagai tempat berwirausaha. Di daerah ubud terdapat pengerajin emas dan perak, kebanyakan pengerajin emas dan perak masih home industry. Banyaknya penduduk yang bermata pencaharian sebagai pengerajin maka di sepanjang jalan di ubud terutama di daerah celuk dimanfaatkan sebagai pusat kerajinan emas dan perak. Tidaklah heran jika kita melihat banyak toko yang menjual kerajinan emas dan perak karena di sana adalah pusat kerajinan emas dan perak.
Ada keterkaitan antara pusat kegiatan satu dengan yang lain, misalnya di Celuk, Ubud terdapat kerajinan emas dan perak, di Ubud bagian lain terdapat home industry garmen dan patung. Di antara wilayah tersebut dibangun sebuah tempat pusat kerajinan-kerajinan yang di dalamnya terdapat aneka kerajinan, sehingga wisatawan tidak kesulitan mencari kerajinan khas Bali.
Pengerajin emas perak di Celuk, Ubud sudah bergelut di bidang ini kurang lebih 20 tahun. Di sini terdapat beraneka model perhiasan emas dan perak, tapi kebanyakan yang ada di sana aalah cincin. Menurut narasumber di celuk ini mengambil barang kerajinan dari berbagai daerah di Bali, dari Karangasem, Singaraja dan wilayah lainnya. Hanya saja kalau di celuk dapat dilihat sebagian kecil pengerajin emas perak, karena pemukiman penduduk di Celuk sudah beralih fungsi sebagai tempat pemasaran kerajinan emas dan perak. Kualitas kerajinan emas dan perak tidak kalah kalah bagus mutunya dengan emas dan perak dari luar negeri. Nilai emas dan perak yang terkandung dalam kerajinan ini 92,5 % atau 22 karat. Kalau dibandingkan dengan perhiasan emas dan perak di tempat lain maka pehiasan di Bali ini kualitasnya yang paling baik karena kadar emas dan peraknya lebih tinggi (92,5%) sedangkan di tempat lain kadar emas dan peraknya dibawah kualitas emas dan perak Bali. Hal ini membuat suatu ciri khas tersendiri bagi pulau Bali. Banyak wisatawan yang tertarik akan perhiasan emas dan perak khas Bali, bagi wisatawan lokal (Indonesia) perhiasan emas dan perak akan mendapat potongan harga sampai 50%. Sedangkan wisatawan asing (turis) akan mendapat potongan harga sebanyak 25%.
Fluktuasi nilai tukar rupiah di dunia akan mempengaruhi harga jual perhiasan emas dan perak di Celuk, Bali. Hal ini merupakan kendala utama dalam pemasaran kerajinan-kerajinan di Ubud. Namun kendala ini bukan menjadi masalah bagi pengerajin emas dan perak. Merekaa tetap menjalankan usaha ini dengan modal seadanya. Pada krisis moneter yang lalu usaha kerajinan emas dan perak mengalami pasang surut. Seiring dengan waktu pengerajin emas dan perak tidak kawatir lagi karena mereka mendapatkan modal dari investor dan ada perjanjian bilateral antara pengerajin dengan investor. Pengerajin di Bali mendapatkan perlindungan dari Pemprov Bali dan Pemerintah pusat akan usaha yang mereka kembangkan. Kerajinan emas dan perak sudah memasuki pasar internasional, buktinya banyak kerajinan yang di ekspor ke Amerika, Belanda, Jepang dan lain sebagainya. Banyaknya pesanan dari luar negeri maka bahan baku yang ada di Bali tidak mampu mencukupi oleh karena itu bahan baku didatangkan dari Pulau Jawa dan sekitarnya. Stategi pengembangan kerajinan ini akan dijual di seluruh Indonesia melalui dunia maya sehingga tidak bisa dimungkiri kalau penjualan kerajinan ini bisa sampai ke luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar