Kamis, 07 Januari 2010

Pesisir dan tipologi Pantai

Pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di daerat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Sesuai dengan tingkat ketelitian dan kepentingan penggunaannya, penyajian tipologi pantai pada berbagai macam skala sangat penting. Pada skala kecil, penyajian tipologi pantai akan sangat bermanfaat bagi level pengambilan kebijakan seperti tata ruang nasional dan wilayah, sedangkan pada skala besar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penentuan site selection berbagai macam pemanfaatan pesisir. Maksud dari penelitian ini adalah meneliti dan mengenali kerakteristik pesisir pantai di Indonesia, sedangkan tujuannya adalah mengklasifikasikan pesisir pantai berdasarkan karakteristik fisik dan biotic dalam satuan tipologi pantai. Tipologi pantai disajikan dalam bentuk informasi geospasial, baik secara digital maupun peta-peta konvensional. Pembuatan tipologi pada skala kecil, akan lebih efisien bila didahului dengan interpretasi citra satelit dan analisis peta-peta karakteristik fisik lahan sekitar pantai, seperti peta geomorfologi, peta geologi, peta lereng, dan peta bentuk penggunaan lahan. Hasil analisis secara spasial terhadap karakteritik fisik lahan sekitar tersebut akan menghasilkan tipologi pantai tentatif.
Beberapa tipologi utama ekosistem perairan pesisir dan laut adalah (1) estuaria, (2) mangrove, (3) padang lamun, (4) terumbu karang, (5) pantai berpasir, (6) pantai berbatu dan (7) laut terbuka pelagis.
Perairan pesisir tropis adalah perairan dengan produktivitas tinggi karena memiliki kandungan nutrien dan ketersediaan cahaya yang senantiasa tinggi dan stabil sepanjang tahun. Hal ini berbeda dengan perairan tropis laut terbuka yang cenderung memiliki pembatas ketersediaan nutrien yang rendah karena jauh dari sumber nutrien (dari daratan) dan stratifikasi kolom air yang menyebabkan nutrien senantiasa berada di kolom air yang lebih dalam.
Ekosistem mangrove dan terumbu karang adalah tipikal ekosistem pesisir tropis. Kedua ekosistem tersebut tidak dijumpai di daerah temperate ataupun kutub. Faktor penentunya adalah suhu rata-rata perairan yang senantiasa tinggi sepanjang tahun.
Di daerah pesisir ketika perairan masih dangkal, terdapat lebih dari satu jenis produsen, baik tanaman mikro (fitoplankton) maupun tanaman makro (lamun ataupun tumbuhan mangrove). Sedangkan di perairan laut lepas, produsen hanya terdiri dari fitoplankton dan bakteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman