Minggu, 25 Mei 2014

Potensi Pariwisata Kota Kediri


Wilayah Kota Kediri dan sekitarnya diyakini cukup potensial akan obyek-obyek pariwisata yang dapat dikembnagkan sebagai sumber daerah. Hal ini dikarenakan adanya obyek wisata alam yang cukup petensial seperti Goa Selomangkleng, pegunungan Wilis, aliran Sungai Brantas, maupun obyek wisata buatan seperti Museum Airlangga, dan peningglan situs Kerajaan Kadiri. Disamping itu masih terdapat tempat-tempat rekreasi keluarga, seperti Taman Hiburan Rakyat Pagora, Pemandian Kuwak dan Dermaga Brantas.
Pemerintah Kota Kediri berusaha terus untuk membangun dan mengembangkan kepariwisataan guna memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan rakyat,pendapatan aslidaerah maupun pendapatan nasional. Sedangkan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan tersebut, pemerintah Kota Kediri menanganinya malalui penyuluhan kepada masyarakat tentang kesadaran hidup tertib dan bersih, menambah atau memperbaiki fasilitas yang sudah ada, memperbaiki mutu pelayanan terhadap tamu localmaupun dari luar daerah, mengadakan pemugaran dan pengembangan obyek-obyek wisata dan mempromosikannya malalui media yang telah disipakan seperti situs www.kotakediri.go.id , dan media lainyya dari dalam maupun dari luar.
Usaha lainnya adalah mendorong peran serta swasta untuk ikut dalam menunjang pembangunan sektor pariwisata, dengan adanya penyediaan jasa penginapan (perhotelan), penyediaan fasilitas penunjang lainnya yang lebih baik untuk memberikan rasa nyaman serta betah tinggal di Kota Kediri.
 
Pengembangan obyek wisata di kota Kediri sendiri terbagi dalam tiga macam sektor wisata yaitu :
 
1.      Wisata Sejarah
2.      Wisata Alam
3.      Olahraga
 
Usaha-usaha Pengembangan Sektor Pariwisata
Dalam usahanya untuk mengarahkan Kota Kediri sebagai kota Wisata, pemerintah kota Kediri melakukan dua hal. Pertama pengendalian dan pengembangan potensi wisata yang sudah ada, dan kedua menciptakan tempat-tempat wisata buatan yang baru seperti pembuatan Taman Hiburan, pembuatan dermaga, pemberian kesempatan swasta untuk membuka sarana hotel dan hiburan malam.
Pengembangan utama untuk kawasan wisata Kota Kediri adalah pengembangan Wisata alam dan buatan pada kawasan Gua Selomangkleng. Dalam kawasan tersebut terdapat tempat-tempat bersejarah yang memiliki panorama yang indah bila di kembangkan lebih lanjut. Pengembangan lainnya adalah tempat-tempat bersejarah yang memiliki panorama yang indah bila di kembangkan lebih lanjut. Pengembangan lainnya adalah tempat-tempat wisata buatan yang ada di Kecamatan Kota yaitu pada Taman Tirtoyoso dan Pagora.
 
Kawasan Goa Selomangkleng
Di kembangkan sebagai kawasan wisata alam dan perlindungan terhadap peninggalan bersejarah. Kegiatan-kegiatan yang di perbolehkan pada kawasan tersebut selain kegiatan rekreasi adalah :
  • Olah raga
  • Pendidikan dan Penelitian Sejarah
  • Perkemahan
  • Vila
  • Kios Makan dan Suvenir
  • Museum
 
Taman Wisata Tirtoyoso dan Pagora
Pengembangan pada taman wisata Tirtoyoso dan Pagora diarahkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan wisata dan sarana prasarana yang ada di dalamnya, di samping itu juga peningkatan jaminan keamanan serta kebersihan lingkungan, sehingga kawasan wisata tersebut memiliki jangkauan pelayanan lebih baik lagi dan membuat pengunjung merasa betah serta tidak di rugikan. Taman wisata Tirtoyoso dan Pagora yang saat ini sudah berjalan hendaknya di kembangkan menjadi taman hiburan rakyat yang lebih lengkap, sehingga menarik perhatian masyarakat yang lebih luas.
Kelengkapan tersebut bisa dengan menambah sarana hiburan bagi anak-anak dan remaja, atau bisa juga menambah tempat-tempat pameran dan pertunjukan kesenian daerah.
 
Kawasan Wisata Industri
Pengembangan kawasan wisata industri di Kota Kediri di tentukan pada kegiatan-kegiatan industri yang ada dan memungkinkan di jadikan sebagai lokasi kegiatan wisata, seperti kawasan industri rokok Gudang Garam. Dimana pada kawasan idustri ini dilengkapi dengan jalur hijau dan taman-taman serta lapangan golf yang selain berfungsi sebagai kawasan konservasi/hutan kota juga sebagai kegiatan rekreasi untuk umum
Selain itu wisata industri juga akan dikembangkan pada kegiatan home industri dan komplek perdagangan tahu, makanan kecil berbahan baku tahu, kerajinan kulit dan bambu, dll.
 
Kawasan Wisata Pusat Perbelanjaan
Untuk meningkatkan perekonomian sekaligus memberikan kenyamanan dalam kegiatan berbelanja sihingga pengunjung merasa lebih betah dan nyaman berada dalam kawasan perbelanjaan. Saat ini di Kota Kediri telah berdiri beberapa pusat perbelanjaan seperti Pasar Raya Sri Ratu, Plasa Golden, Borobudur swalayan, Ramayana, Kediri Town Square dan Kediri Mall.

Minggu, 18 Mei 2014

Potensi Industri Kota Kediri


 

Pemerintah Kota Kediri telah mencanangkan Tri Bina Kota sebagai landasan pembangunan yang meliputi bidang pendidikan, perdagangan serta jasa dan industri. Dengan berpijak pada landasan tersebut, Pemerintah Kota Kediri berkomitmen untuk memajukan sektor perindustrian secara aktif dengan memperkuat daya dukung bagi pembangunan industri sebagai salah satu basis penguatan ekonomi lokal yang handal.
Sebagai wilayah yang merupakan salah satu pemerintah kota yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Gunung Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya, termasuk sektor perindustrian dan perdagangan.
Dalam usaha pembangunan sektor industri, Pemerintah Kota Kediri melaksanakan program pengembangan industri. Program pengembangan industri adalah untuk mengembangkan usaha industri dan meningkatkan kapasitas produksinya, khususnya bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) serta keanekaragaman usaha produksi, sehingga muncul banyak variasi produk yang bisa dijual ke pasar lokal maupun regional.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan adalah :
1.    Meningkatkan sarana dan prasarana Industri Kecil dan Menengah (IKM) seperti jalan masuk, bantuan alat-alat produksi, serta berbagai kesempatan promosi;
2.    Menumbuhkan dan mengembangkan industri rumah tangga dalam rangka mengatasi pengangguran, kemiskinan dan perluasan lapangan kerja dengan jalan membuka industri rumah tangga serta industri kecil yang benar-benar diawasi serta dibimbing oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi;
3.    Meningkatkan dan mengembangkan diversifikasi, kualitas dan desain produk dalam rangka pengembangan pasar yang berorientasi ekspor.
 
Kondisi Umum Sektor Perindustrian Kota Kediri
 
Dengan kedudukannya sebagai kawasan perkotaan yang sedang berkembang, di Kota Kediri terdapat banyak unit-unit usaha industri dengan skala usaha yang bervariasi, meliputi industri besar, menengah dan kecil. Industri-industri besar yang ada di Kota Kediri bergerak di bidang industri gula dan rokok. Sedangkan untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagian besar bergerak dalam produksi makanan serta pengolahan hasil pertanian.
 
Berdasarkan klasifikasi subsektor industri nonmigas yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian RI, kondisi aktual sektor perindustrian di Kota Kediri menurut jumlah unit usaha, tenaga kerja dan nilai produksinya disajikan dalam tabel berikut :
 
No.
Subsektor
Unit Usaha
Jumlah  Tenaga Kerja (Orang)
Nilai  Produksi    (Rp)*
1
Industri Logam dan Mesin
122
            1.231
          21.316
2
Industri Kimia
18
              139
          10.461
3
Industri Aneka
79
              860
         256.561
4
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan
60
          41.630
      5.187.913
5
Industri Makanan dan Minuman
179
            1.716
          51.492
6
Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit
48
              373
            9.517
7
Industri Kertas dan Percetakan
57
              299
          10.297
J U M L A H
563
          46.248
      5.547.557
*) dalam juta
Sumber : Disperindagtamben Kota Kediri, 2011
 
Berdasarkan klasifikasi di atas, diketahui bahwa subsektor industri hasil pertanian dan kehutanan menyerap jumlah tenaga kerja dan nilai produksi yang dominan jika dibandingkan dengan subsektor industri lainnya di Kota Kediri. Dalam hal ini, PT Gudang Garam Tbk. sebagai salah satu industri pengolahan hasil tembakau terbesar di Indonesia memegang peranan yang cukup penting dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Kediri dan sekitarnya.
Selain industri-industri formal diatas, di Kota Kediri juga terdapat banyak industri-industri informal yang memberikan kontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Pemerintah Kota Kediri melalui satuan-satuan kerja terkait terus mendorong dan memfasilitasi pengurusan dokumen legalitas usaha. Salah satunya dengan memberikan kemudahan perijinan bagi pelaku usaha melalui unit layanan satu atap dan tidak dikenakan biaya.

Minggu, 04 Mei 2014

Demografi Kota Kediri

Demografi Kota Kediri
 
 
 
a)
Proporsi Penduduk  Menurut Umur dan Jenis Kelamin
 
 
 
Jumlah penduduk Kota Kediri pada Tahun 2012 sebanyak 312.331 jiwa atau meningkat dibanding jumlah penduduk Tahun 2011 sebanyak 302.671. Komposisi penduduk Kota Kediri pada Tahun 2012 menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Kediri Tahun 2012
NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki & Perempuan
1.
< 1
2.064
1.846
3.910
2.
1 – 4
9.402
8.822
18.224
3.
5 – 9
12.924
12.312
25.236
4.
10 – 14
11.994
11.318
23.312
5.
15 – 19
10.955
10.497
21.452
6.
20 – 24
11.538
10.781
22.319
7.
25 – 29
14.752
13.691
28.443
8.
30 – 34
15.793
14.355
30.148
9.
35 – 39
13.275
12.317
25.592
10.
40 – 44
12.432
11.546
23.978
11.
45 – 49
10.310
11.342
21.652
12.
50 – 54
9.927
10.216
19.543
13.
55 – 59
7.684
7.774
15.458
14.
60 – 64
5.287
5.498
10.785
15.
≥ 65
9.306
12.973
22.279
JUMLAH
157.043
155.288
312.331
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri
Data tabel di atas menunjukkan bahwa komposisi penduduk Kota Kediri terdiri dari 157.043 laki-laki dan 155.288 perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk Kota Kediri pada Tahun 2012 sebesar 4.926 jiwa per kilometer persegi.
 
 
 
Tingkat kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Pesantren, kemudian sedikit lebih padat berada di Kecamatan Mojoroto, dan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Kota. Kepadatan penduduk di Kecamatan Kota yang lebih tinggi dibanding dua kecamatan lainnya disebabkan karena kawasan Kecamatan Kota merupakan pusat perdagangan dan jasa yang ada di Kota Kediri. Untuk terus mendorong pemerataan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, Pemerintah Kota Kediri telah melakukan upaya-upaya penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di sejumlah kawasan.
 
 
 
Laju pertumbuhan penduduk Kota Kediri pada tahun 2011 – 2012 mencapai 3,09 %, dengan rata-rata pertumbuhan penduduknya per tahun selama periode tahun 2003 – 2012 sebesar 0,81 %. Laju pertumbuhan penduduk ini utamanya didorong oleh faktor relatif tingginya angka kelahiran dan faktor migrasi penduduk dari luar Kota ke Kota Kediri karena daerah ini memiliki daya tarik sosial-ekonomi yang relatif lebih baik dibanding daerah-daerah sekitarnya.
 
 
 
Jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun) Kota Kediri pada tahun 2012 juga relatif tinggi yaitu berjumlah 219.370 orang atau sekitar 70,23% dibandingkan dengan besaran penduduk pada usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas yang hanya 29,77%. Tingginya jumlah penduduk usia produktif Kota Kediri ini tentu menjadi modal dasar pembangunan di Kota ini.  
 
 
b)
Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
 
 
 
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator utama ukuran kualitas manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan rata-rata penduduk Kota Kediri mencerminkan semakin tingginya kualitas manusia di Kota Kediri. Tingkat pendidikan penduduk terbesar di Kota Kediri pada tahun 2012 adalah setingkat SLTA. Salah satu unsur data indeks pendidikan tersebut menunjukkan bahwa kualitas manusia di Kota Kediri sudah relatif baik yang bisa menjadi modal utama pelaksanaan pembangunan. Tabel berikut ini menyajikan perbandingan komposisi penduduk Kota Kediri menurut jenjang pendidikan pada tahun 2011 dan tahun 2012.
 
 
 
Tabel 1.2
Komposisi Penduduk Kota Kediri Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO.
JENJANG PENDIDIKAN
2011
2012
  1.  
Strata III
51
52
  1.  
Strata II
1.375
1.485
  1.  
Diploma IV / Strata I
21.766
23.025
  1.  
Akademi/Diploma III/Sarjana Muda
4.888
5.038
  1.  
Diploma I / II
2.678
2.606
  1.  
SLTA / Sederajat
87.108
90.493
  1.  
SLTP / Sederajat
48.713
49.611
  1.  
Tamat SD / Sederajat
58.174
58.886
  1.  
Belum Tamat SD / Sederajat
30.824
31.988
  1.  
Tidak / Belum Sekolah
47.095
49.146
JUMLAH
302.672
312.331
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri
 
 
 
Kualitas pelayanan pendidikan di Kota Kediri pada tahun 2012 salah satunya juga bisa dilihat melalui indikator rasio guru per siswa pada setiap jenjang pendidikan yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Rasio guru dan siswa sebesar 16 untuk tingkat SD/MI; 14 untuk tingkat SMP/MTs; 13 untuk jenjang SMA/MA; serta 13 untuk jenjang pendidikan SMK. Sedangkan tingkat partisipasi publik dalam penyelenggaraan pendidikan bisa dilihat melalui indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk usia sekolah (usia 7 tahun s/d 18 tahun) pada tahun 2012 sebesar 169,6%. Keberadaan lembaga-lembaga sekolah maupun kampus di Kota Kediri yang relatif lebih baik dibanding daerah sekitarnya, mendorong semakin banyak pelajar dari luar Kota Kediri yang berminat melanjutkan pendidikan di Kota Kediri, sehingga nilai APK Kota Kediri relatif lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya.
 
 
c)
Kondisi Makro Ketenagakerjaan.
 
 
 
Jumlah Penduduk Usia Kerja Kota Kediri pada Tahun 2012 mencapai 207.065 orang atau sekitar 66,29 persen dari total jumlah penduduk. Sedangkan jumlah Angkatan Kerjanya mencapai 138.590 orang atau 44,37 persen dari jumlah penduduk. Mengetahui besarnya penduduk usia kerja dan jumlah angkatan kerja tersebut, Pemerintah Kota Kediri salah satunya mengfokuskan pengembangan sektor perdagangan dan jasa yang terbukti paling banyak memberikan kesempatan dan lapangan kerja bagi penduduk di Kota Kediri.
 
 



 
 
Sumber data: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Kediri dan BPS Kota Kedir
Peningkatan kesejahteraan pekerja di Kota Kediri juga terus ditingkatkan melalui instrumen Upah Minimum Kota (UMK) Kediri yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tren peningkatan UMK ini bisa dilihat pada data yang menunjukkan bahwa peningkatan terjadi sejak tahun 2007 yaitu Rp 645.000,-, meningkat menjadi Rp. 717.000,- pada tahun 2008, naik lagi menjadi Rp. 856.000,- pada tahun 2009, kemudian Rp. 906.000 pada tahun 2010, menjadi Rp. 975.000,- pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 diterapkan UMK sebesar RP. 1.037.500,-.
 

Kamis, 01 Mei 2014

Curiosity Temukan Cahaya Misterius di "Australia" Planet Mars

Misi Curiosity yang telah dimulai dari Agustus 2012, memasuki babak baru di Kimberly.

 

Wahana antariksa Curiosity kini memasuki babak baru misinya. Kendaraan itu kini memulai operasi di wilayah Mars yang bernama Kimberly, wilayah yang dinamai berdasarkan nama daerah di Australia Barat.
Memotret lingkungan Kimberly dengan kamera Navcam, Curiosity mengungkap beberapa fenomena menarik tentang Mars. Salah satunya, di sana ada batu yang bentuknya mirip benua Australia.
Fenomena yang juga dilihat adalah titik terang dalam salah satu foto hasil jepretan. Titik terang itu memicu kehebohan dan diduga adalah cahaya artifisial yang bersumber dari makhluk cerdas yang ada di planet merah.
Soal batu yang mirip dengan Australia, seperti diuraikan Discovery, Senin (7/4), adalah salah satu bentuk fenomena pareidolia. Manusia memang cenderung mengaitkan obyek yang dilihat dengan sesuatu yang sudah dikenalnya.
Sementara, dugaan soal "cahaya" yang diduga berasal dari makhluk cerdas yang hidup di Mars berasal dari Scott Waring, blogger di UFO Sighting Daily. Diberitakan Daily Mail, Senin, Waring mengklaim bahwa titik terang dalam foto itu adalah cahaya artifisial.
"Ini mengindikasikan adanya makhluk cerdas di bawah tanah Mars dan mereka menggunakan cahaya seperti halnya kita. Ini bukan pantulan cahaya Matahari, bukan juga artefak dari proses foto," katanya.
NASA belum merespon klaim Waring. Namun, Ben Biggs, editor All About Space, mengatakan, cahaya putih itu belum bisa dijelaskan.
"Terlalu melompat kalau itu dikatakan berasal dari makhluk hidup di Mars," ungkapnya.
Misi Curiosity telah dimulai dari Agustus 2012, saat wahana itu mendarat di planet merah. Tujuan Curiosity adalah Gunung Mars.
Selama hampir dua tahun, Curiosity telah mengungkap sejumlah fakta tentang Mars, diantaranya jejak keberadaan air dan senyawa organik.


(Yunanto Wiji Utomo, Sumber: sains.kompas.com)

Minggu, 27 April 2014

Geografi Kota Kediri

 


Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah propinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.
Secara geografis , Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km2. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m) sedang dibagian timur sungai merupakan lahan yang relatif subur dengan relief tanah yang datar. Dikaki Gunung Klotok terdapat situs sejarah berupa Goa Selomangleng, goa ini merupakan pesanggrahan Dewi Kilisuci putri Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan. selain itu terdapat relief kisah Patih Butho Locoyo, yang setia mendampingi Dewi Kilisuci dan simbol Butho Locoyo ini menjadi Lambang Kota kediri.
Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :
  • Sebelah utara     : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
  • Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
  • Sebelah Timur     : Kec. Wates dan Kec. Gurah
  • Sebelah Barat     : kec. Banyakan dan Kec. Semen
 
Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu :
  1. Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km2 terdiri dari 17 Kelurahan
  2. Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km2 tediri dari 15 Kelurahan
  3. Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km2 tediri dari 14 Kelurahan

Minggu, 20 April 2014

Potensi Kota Kediri



 Kota Kediri berada pada jalur transportasi regional yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Tulungagung, Nganjuk dan Malang, dalam konteks pengembangan wilayah Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri merupakan pusat pengembangan SWP Kediri dan sekitarnya yang meliputi : Kabupaten Kediri, Nganjuk, Trenggalek dan Tulungagung. Kota Kediri merupakan kota Orde IIB, termasuk dalam klasifikasi Kota Menengah. Sebagai pusat SWP, Kota Kediri
memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan tersier yakni industri, perdagangan, pemerintahan dan pendidikan tinggi. Keberadaan economic base, yakni industri pengolahan tembakau (PT. Gudang Garam), memberikan andil yang cukup besar sebagai pendorong utama aktivitas perekonomian masyarakat.
Fungsi Kota Kediri sebagai pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya, tumbuh dan berkembang didukung oleh keberadaan infrastruktur transportasi yang menghubungkan dengan beberapa daerah disekitarnya. Keberadaan infrastruktur transportasi mempengaruhi pola pemanfaatan lahan yang cenderung linier terutama di sepanjang jalan arteri primer arah ke Surabaya.    
Sesuai dengan kecenderungan yang ada dan kegiatan utama yang dikembangkan di Kota Kediri yaitu : industri, pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata, maka arahan penyebaran kegiatan-kegiatan pembangunan dialokasikan pada bagian wilayah kota secara merata sesuai dengan kecenderungan perkembangannya. Peruntukkan masing-masing bagian wilayah Kota Kediri adalah sebagai berikut :
  • Bagian Wilayah Kota A (BWK A), terdiri dari seluruh kawasan Kecamatan Mojoroto dengan luas kawasan 2.460,40 Ha. Kegiatan yang dikembangkan : permukiman, pariwisata, industri dan pendidikan.
  • Bagian Wilayah Kota B (BWK B), terdiri dari seluruh wilayah Kecamatan Kota dan sebagian kecil Kecamatan Pesantren dengan luas kawasan 2.185,05 Ha. Kegiatan utama yang dikembangkan : industri, perdagangan dan jasa serta pariwisata, perkantoran dan permukiman.
  • Bagian Wilayah Kota C (BWK C), mencakup sebagian besar wilayah Kecamatan Pesantren dengan luas wilayah 1.694,98 Ha. Kegiatan utama yang dikembangkan : industri dan permukiman.

Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2009 (data SIAK On Line) mencapai 297.963 jiwa, terdiri dari 149.867 jiwa laki-laki dan 148.096 jiwa perempuan. Yang tersebar di Kecamatan Mojoroto sebanyak 115.033 jiwa, Kecamatan Kota sebanyak 96.101 jiwa dan Kecamatan Pesantren sebanyak 86.829 jiwa. Angka Sex Ratio, yaitu ratio atau perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki terhadap perempuan mencapai 101,19 persen. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Kediri sebesar 4.265 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Kota. Tingginya kepadatan penduduk di Kecamatan Kota dikarenakan kawasan Kecamatan Kota merupakan sentral dari pusat perdagangan dan jasa yang ada di Kota Kediri. Oleh karena itu dalam perkembangan pembangunan, laju pertumbuhan ekonomi di Kecamatan yang lain terus didorong agar terjadi penyebaran aktivitas ekonomi yang dapat menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah kecamatan yang lain.

Kondisi  Perekonomian
a.  Produk Unggulan.
Kota Kediri sangat dikenal sebagai penghasil makanan yang bercita rasa khas, antara lain tahu kuning, stik tahu, gethuk pisang, emping mlinjo, rokok, jamu, kecap, kopi  serta produk-produk hasil kerajinan bordir, tenun ikat, sarung, sulak, kerajinan bambu.  Merupakan potensi yang tidak kecil artinya bagi bergeraknya roda perekonomian Kota Kediri.  Produk-produk unggulan diproduksi pelaku usaha industri kecil/rumah tangga di seluruh wilayah Kelurahan yang ada di Kota Kediri, pengelolaannya dilakukan dalam sentra industri kecil maupun non sentra.

Dari beberapa sentra yang ada, sebagian besar bergerak di sektor industri dan perdagangan. Di Kota Kediri terdapat 14 sentra UMKM yang berusaha aneka ragam produk, antara lain : tahu, tempe, tenun ikat, meubelair, makanan, minuman, buah-buahan, sayuran, emping mlinjo, sulak, jahitan, kaca hias, tusuk sate, kue basah, jamu gendong dan opak gambir.
Populasi UMKM keseluruhan baik yang ada di sentra maupun non sentra industri kecil pada tahun 2009 berjumlah 14.125 UMKM. UMKM dan koperasi merupakan basis penggerak perekonomian di Kota Kediri terus ditingkatkan melalui pembinaan dan perkuatan permodalan bagi UMKM dan Koperasi.

b. Kondisi Makro Ekonomi.
Selama periode  tahun 2003-2008  nilai PDRB Kota Kediri atas dasar harga berlaku  dengan  PT.  Gudang  Garam  terus  mengalami  peningkatan,  yakni    Rp. 23,742 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 27,420   triliun  pada tahun  2004  atau  meningkat  15,49%  dan  pada tahun 2005 sebesar Rp 31,680 triliyun atau meningkat 15,53% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 meningkat sebesar 19,14% menjadi Rp 37,743 triliun, tahun 2007 meningkat 10,70% menjadi                  Rp 41,784 triliun dan tahun 2008 meningkat 15,99% menjadi Rp 48,461 triliun.
Besarnya nilai PDRB Kota Kediri tanpa PT Gudang Garam pada tahun 2003 mencapai Rp 6,392 triliun, tahun 2004 bertambah Rp 7,111 triliun, pada tahun 2005 mencapai Rp 8,188 triliun, selanjutnya tahun 2006 sebesar Rp 9,659 triliun, tahun 2007 sebesar Rp 11,545 triliun dan tahun 2008 sebesar Rp 13,525 triliun.
Peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku selain dipengaruhi oleh adanya peningkatan nilai produksi juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga barang dan jasa yang terjadi pada tahun yang bersangkutan dimana faktor tersebut ikut diperhitungkan dalam penyusunan angka PDRB atas dasar harga berlaku. Oleh karena itu untuk mengetahui peningkatan PDRB yang sebenarnya atau riil, maka angka PDRB disajikan pula atas dasar harga konstan dengan tahun dasar (harga barang dan jasa) pada tahun 2000.
Besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku baik secara rinci dapat dicermati pada tabel  dibawah ini.

Produk Domestik Regional Bruto Kota Kediri Atas Dasar
Harga Berlaku, Tahun 2003 - 2008 (Triliun rupiah)

Uraian
2003
2004
2005
2006
2007*
2008**







PDRB dengan PT Gudang  Garam
23,742
27,420
31,680
37,743
41,784
48,461
PDRB tanpa PT Gudang Garam
6,392
7,112
8,188
9,659
11,545
13,525







*)  Angka diperbaiki
**) Angka Sementara
Dari angka-angka PDRB tersebut, nampak bahwa PDRB Kota Kediri tiap tahun terus mengalami peningkatan, sejalan dengan proses membaiknya kondisi ekonomi. Tentunya nilai PDRB yang dihasilkan masih mengandung pengaruh perubahan harga, sehingga masih belum bisa digunakan untuk menghitung  pertumbuhan ekonomi Kota Kediri.
Untuk melihat pertumbuhan ekonomi Kota Kediri dapat dilihat dari perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, karena pertumbuhan ekonomi ini benar-benar diakibatkan dari perubahan jumlah nilai produksi sektoral yang sudah bebas dari pengaruh harga (pertumbuhan riil).
Nilai PDRB Kota Kediri atas dasar harga konstan dengan   PT Gudang Garam berturut-turut pada periode 2003-2008 yaitu sebesar   Rp 17,726 triliun; Rp 18,745 triliun; Rp 18,792 triliun;Rp 19,768 triliun; Rp 20,660 triliun; dan Rp 21,622 triliun.  Sedangkan nilai  PDRB  tanpa   PT. Gudang Garam pada tahun 2003 sebesar Rp 5,084 tahun 2004 sebesar Rp 5,449 triliun, tahun 2005 sebesar Rp 5,684 triliun, tahun 2006 sebesar Rp 5,924 triliun, tahun 2007 sebesar Rp 6,201 triliun dan pada tahun 2008 sebesar Rp 6,514 triliun, sebagaimana terlihat pada tabel 2.2 berikut ini.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Kediri Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000, Tahun 2003 – 2008 (Triliun rupiah)

Uraian
2003
2004
2005
2006
2007*
2008**







PDRB dengan PT Gudang  Garam
17,726
18,745
18,792
19,768
20,660
21,622

 
 
 
 
 
 
PDRB tanpa PT Gudang Garam
5,084
5,449
5,684
5,924
6,201
6,514
*)   Angka diperbaiki
**) Angka Sementara
Dengan perbandingan angka-angka tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian Kota Kediri, dengan PT. Gudang Garam secara riil dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, begitu juga dengan PDRB tanpa PT. Gudang Garam.
Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB yang merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar  dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi riil dari PDRB adalah pertumbuhan ekonomi (indeks berantai) atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar-benar murni disebabkan oleh kenaikan periode seluruh sektor pendukungnya.
Berdasarkan tabel 2.3 pertumbuhan ekonomi Kota Kediri dengan PT Gudang Garam berturut-turut dari tahun 2003-2008 adalah 3,85%; 5,75%; 0,25%; 5,19%; 4,51%; 4,66%. Sedangkan tanpa PT Gudang Garam sebesar 5,63% tahun 2003,  tahun 2004 sebesar 7,17%, dan 4,32% pada tahun 2005, selanjutnya 4,21%,  4,68% dan 5,05% pada tahun 2006, 2007 dan 2008. Adanya kenyataan ini menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2008 sektor industri pengolahan merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi PDRB di Kota Kediri.
Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kota Kediri, Tahun 2003 - 2008 (%)
 
Lapangan Usaha
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007*
2008**
Pertanian
4,90
3,34
3,11
2,46
02,15
0,91
Pertambangan dan Penggalian
6,77
1,19
2,26
3,13
3,46
12,93
Industri
3,13
5,05
-2,07
4,21
3,84
3,68
Listrik, Gas dan Air Bersih
9,33
14,27
5,36
3,37
3,17
3,81
Bangunan
7,31
4,71
2,99
4,23
4,36
3,93
Perdagangan, Hotel & Restoran
5,47
8,17
8,02
8,75
6,67
7,57
Pengangkutan dan Komunikasi
7,48
5,46
5,74
8,37
7,94
10,09
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
9,72
8,31
3,83
4,12
4,17
4,69
Jasa-jasa
7,04
4,16
4,98
4,75
5,07
6,82
Dengan PT Gudang Garam
3,85
5,75
0,25
5,19
4,51
4,66
Tanpa PT Gudang Garam *
5.63
7.17
4.32
4.21
4,68
5.05
*)  Angka Diperbaiki
**) Angka Sementara

Kondisi perekonomian Kota Kediri pada tahun 2008 pada umumnya tidak ubahnya dengan tahun-tahun sebelumnya dimana semua sektor/ lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif tanpa terkecuali, dengan indikator meningkatnya pertumbuhan ekonomi untuk PDRB dengan PT Gudang Garam. Adapun untuk PDRB tanpa PT. Gudang Garam pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi PDRB mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,05% dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2007 sebesar 4,68%. Adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi PDRB pada tahun 2008 tersebut disebabkan adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dari sektor Perdagangan, hotel dan restoran yaitu dari 6,67% pada tahun 2007 menjadi 7,57% pada tahun 2008.
 
Kualitas Pembangunan Manusia
Pada periode tahun 2002-2008 dari komponen-komponen yang diperhitungkan dalam IPM, Kota Kediri mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2006 sedikit mengalami penurunan yaitu sebesar 71,05, selanjutnya   meningkat lagi menjadi 72,49  pada tahun 2007 kemudian pada tahun 2008 IPM Kota Kediri meningkat menjadi 73,39. Dari ketiga komponen pembentuk IPM  semua indeks mengalami peningkatan, kecuali indeks pendidikan pada tahun 2006 mengalami penurunan, capaian indeks pendidikan 82,85 selanjutnya pada tahun 2007-2008 indeks pendidikan mengalami peningkatan cukup berarti. Capaian nilai IPM Kota Kediri periode tahun 2002-2008, selengkapnya dapat dicermati pada tabel dibawah ini.

Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kota Kediri Tahun 2002 – 2008
        No.
Tahun
Index Harapan Hidup
Index Pendidikan
Index Daya Beli
IPM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
2002
73,50
83,37
83,34
70,41
2
2003
73,50
84,04
55,17
70,89
3
2004
73,50
84,40
56,17
71,36
4
2005
73,85
83,66
56,21
71,56
5
2006
74,00
82,85
56,30
71,05
6.
2007
74,13
85,99
57,34
72,49
7.
2008
74,71
86,80
58,66
73,39
 
    Sumber  :  BPS Propinsi Jawa Timur, Analisis Kinerja Makro Ekonomi dan Sosial
Dibandingkan dengan Jawa Timur capaian IPM Kota Kediri lebih tinggi. Rata-rata IPM Jawa Timur sebesar 69,14. Dari 38 kabupaten/kota yang dihitung IPM-nya, 19 kabupaten/kota mempunyai IPM lebih baik daripada IPM Jawa Timur, sedangkan sisanya sebanyak 19 kabupaten/kota IPMnya berada di bawah IPM Jawa Timur. Pada tahun 2008, IPM tertinggi/terbaik dicapai oleh Kota Surabaya dengan IPM sebesar 76,10, sementara peringkat terbawah dalam penghitungan IPM masih ditempati Kabupaten Sampang dengan IPM sebesar 55,77.
Penghitungan IPM untuk lingkup Jawa Timur, berbeda dengan penghitungan IPM nasional, dalam menentukan standar harga yang digunakan untuk menghitung PPP  (daya beli). Untuk Jawa Timur, standar harga yang digunakan adalah Kota Malang, sedangkan untuk Nasional menggunakan standar harga Jakarta Selatan. Pada tahun 2008 Kota Kediri menduduki peringkat  5.

Halaman