Kamis, 20 Juni 2013

Etiopia Tetap Lanjutkan Pembangunan Bendungan Sungai Nil


ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Etiopia mempertahankan rencana untuk menbangun bendungan di Sungai Nil, menjelang pertemuan regional tentang penggunaan air sungai di Sudan. Pertemuan tentang penggunaan air Sungai Nil ini dilangsungkan di ibukota Sudan Selatan, Juba, Kamis (20/6/2013).
Minggu lalu, Etiophia membuat marah pemerintah Mesir dengan meratifikasi penggunaan air Sungai Nil dan mengabaikan perjanjian abad ke-19 tentang penggunaan air sungai itu.
Dalam wawancara dengan BBC, Duta Besar Etiopia untuk Inggris, Berhanu Kebede mengatakan negara itu tidak ambil bagian dalam perjanjian awal pembagian air sungai.
Namun ia mengatakan pembangunan bendungan baru akan membantu mengembangkan pembangkit listrik untuk Ethiopia dan negara-negara tetangga.
Kebede mengatakan para pakar menyimpulkan pembangunan gedung itu tidak akan membahayakan negara-negara di hilir termasuk Mesir.
"Bendungan ini dibangun untuk menghasilkan pembangkit tenaga air bagi Etiopia dan negara-negara tetangga. Pembangunan ini bahkan dapat membuka babak baru dalam sejarah hubungan negara-negara di sepanjang sungai," kata Berhanu Kebede.
Bendungan senilai 4,2 miliar dolar AS itu akan menjadi proyek pembangkit tenaga air terbesar di Afrika dan dijadwalkan akan selesai tahun 2017.
Sekitar 86% air Sungai Nil yang mengalir ke Mesir berasal dari Sungai Nil Biru dari Etiopia.
Sungai Nil Biru bergabung dengan Sungai Nil Putih di ibukota Sudan, Khartoum dan membentuk Sungai Nil yang mengalir ke Mesir.
Kairo mengatakan khawatir atas pembangunan bendungan itu.
Sungai Nil melintas di sepanjang 6.695 kilometer melewat 11 negara mulai dari Rwanda dan Burundi ke kawasan Laut Tengah.

Halaman