Kondisi Tanah Nusa Tenggara
a. Nusa Tenggara Barat (NTB)
Secara terperinci, jenis tanah di Nusa Tenggara Barat terdiri atas tanah latosol, aluvial coklat, mediteran atau campuran antara jenis-jenis itu. Secara morfologi, ada tanah dataran, lipatan maupun gabungan keduanya dengan permukaan yang datar, berbukit, juga bergunung-gunung. Jenis tanah di Pulau Lombok bagian tengah dan utara umumnya aluvial coklat, dan di bagian selatan latosol. Bagian tengah pulau berupa tanah datar, di utara berbukit dan di selatan bergunung-gunung.
Jenis tanah yang ada di wilayah kota Mataram sebagian besar dari jenis tanah liat, tanah liat berpasir dan tufa. Ini akibat endapan kuarter yang berasal dari hasil pengikisan atas lereng gunung atau sungai yang banyak terdapat di daerah ini, kemudian diendapkan di wilayah yang letaknya relatif lebih rendah.
Jenis tanah ini mempunyai karakteristik daya penyerapan air yang lambat akibat kondisi permeabilitas yang rendah. Kondisi ini sebenarnya baik bagi pengembangan wilayah saluran pertanian atau irigasi, sehingga tanah di kota Mataram berpotensi sebagai daerah pertanian. Tetapi apabila curah hujan tinggi, kondisi tanah dan topografi kota Mataram mempunyai potensi sebagai daerah banjir dan genangan.
Khusus di daerah Bima jenis tanah terdiri dari Kompleks aluvial, Regosol, Litosol dan Mediteran dengan sebaran dapat dilihat pada Tabel 2.
Dari tabel terlihat bahwa penyebaran jenis tanah di wilayah Kabupaten Bima berturut-turut dari yang terluas adalah sebagai berikut :
Tabel :Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Bima
Jenis Tanah Luas (Ha) %
Aluvial 31.464 70.07
Regosol 98.934 22.02
Litosol 179481 40.31
Mediteran 116.064 26.07
Lain-lain 19.307 4.34
Sumber : Bima Dalam Angka 2005
Litosol
Jenis tanah ini dicirikan oleh kedalaman efektif tanah sangat dangkal dan langsung berada diatas batuan dan umumnya berada pada daerah pegunungan/perbukitan dengan kemiringan yang terjal. Untuk pengembangan, faktor penghambat jenis tanah ini adalah kedalaman efektif tanah yang dangkal dan lereng.
Mediteran
Jenis tanah ini terbentuk pada wilayah berombak sampai bergelombang, mempunyai kedalaman efektif relatif dalam, drainase baik dan terbentuk pada itilin mediteran tekstur halus untuk pengembangan pertanian jenis tanah ini potensial untuk dikembangkan tanaman perkebunan/tanaman keras.
Regosol
Tanah ini terbentuk dari batuan induk muda hasil letusan gunung berapi, dicirikan oleh adanya batuan yang menyebar baik dipermukaan tanah maupun pada lapisan tanah bagian atas. Tanah Regosol mempunyai drainase tanah sangat cepat sehingga tidak potensial untuk pengembangan pertanian. Tanah ini dapat meresapkan air cukup sehingga dapat difungsikan sebagai kawasan lindung untuk resapan air. Di wilayah Bima tanah Regosol merupakan hasil letusan gunung api Tambora, sehingga sebarannya sekitar Gunung Tambora.
Aluvial
Tanah Aluvial merupakan tanah muda hasil endapan. Tanah ini mempunyai sifat kimia dan fisik relatif baik dari pada ke 3 jenis di atas. Di wilayah Kabupaten Bima jenis tanah ini menyebar di wilayah sekitar (mulai dari wilayah perlembaban). Dalam pemanfaatan jenis tanah ini merupakan lahan potensial untuk pengembangan tanaman pangan. Sebagian besar tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bima tergolong dalam tekstur sedang (77.8 %), Tekstur kasar 21.26 % dan tekstur halus (0.93 %). Kelas tekstur dalam pemanfaatan lahan sangat berhubungan erat dengan drainase tanah dimana untuk tekstur kasar sangat tidak sesuai untuk tanaman yang memerlukan banyak air (padi sawah). Berdasarkan kedalaman efektifnya tanah di wilayah Kabupaten Bima 58.44 % di atas 60 cm, 30,39 % mempunyai kedalaman efektif antara 0-30 %. Dengan demikian, berdasarkan kedalaman efektifnya tanah yang baik untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian adalah sebesar 58.44 %.
b. Nusa Tenggara Timur (NTT)
Keadaan formasi tanah di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Pulau Flores dan sekitarnya
Tanah di Pulau Flores terdiri dari jenis tanah mediteran dengan bentuk wilayah Volkan, tanah Kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan, kompleks Latosol dengan bentuk wilayah Volkan, aluvial dengan bentuk wilayah dataran. Tanah-tanah Mediteran dengan bentuk wilayah Volkan mempunyai penyebaran yang paling luas. Pulau Lembata Adonara dan Solor mempunyai tanah jenis Mediteran dengan bentuk Volkan.
2. Pulau Sumba
Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis Mediteran dengan bentuk wilayah pegunungan lipatan dan datar serta bentuk wilayah volkan. Latosol dan Grumusol dengan bentuk wilayah pelembahan.
Tanah Mediteran dengan bentuk wilayah pegunungan lipatan adalah merupakan jenis tanah yang paling luas penyebarannya.
3. Pulau Timor dan sekitarnya
Jenis tanah di Pulau Timor adalah tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan kompleks, mediteran dengan bentuk wilayah lipatan, Grumusol dengan bentuk wilayah dataran, Latosol dengan bentuk wilayah plato/volkan. Tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan kompleks merupakan jenis tanah yang paling luas penyebarannya. Pulau Alor dan Pantar mempunyai jenis tanah Mediteran bentuk tanah Volkan.
Berdasarkan penyebarannya, maka presentasi jenis-jenis tanah di wilayah Nusa Tenggara Timur antara lain terdiri dari tanah Mediteran ±32,25%, Latosol ±9,72%, Grumusol ±3,25%, Andosol ±1,93%, Regosol ±0,19% dan jenis tanah aluvial ±1,66% (Sumber Rencana Kehutanan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur tahun 1987).
Keadaan tanah apabila dilihat dari topografinya, maka wilayah NTT dapat dibagi atas 5 bagian besar, yaitu :
Agak berombak dengan kemiringan 3-16 %
Agak bergelombang dengan kemiringan 17-26 %
Bergelombang dengan kemiringan 27-50 %
Berbukit-bukit bergunung dengan kemiringan lebih besar dari 50 %
Dataran banjir dengan kemiringan 0-30 %
mana ada tabelnya ? -_-
BalasHapussekiranya untuk peta jenis pulau lombok ada side punya? yang menjelaskan pembagian tanah menurut ordonya (USDA) dalam bentuk peta
BalasHapusmas ada presentase jenis tanah di NTT yg refrensinya 10 tahun terahir mas?
BalasHapus