BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
istilah biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi secara harfiah berarti biosfer berarti lapisan tempat hidup, artinya lapisan tempat makhluk hidup atau organisme. Dari arti kata tersebut dapat diambil kesimpulan Biosfer adalah lapisan lingkungan dipermukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung kehidupan organisme. Biosfer meliputi tanah, air, udara merupakan lapisan tipis 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman laut. Hanya dilapisan biosfer dijumpai adanya kehidupan organisme. Biosfer merupakan system kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem itu mencakup seluruh makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Tempat hidup makhluk hidup disebut habitat. Manusia, hewan dan tumbuhan memiliki tempat untuk mempertahankan kehidupannya dengan kondisi tertentu dipermukaan bumi. Cara yang dilakukan manusia, hewan, dan tumbuhan dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya disebut adaptasi.
Persebaran flora dan fauna bisa terhambat oleh adanya fenomena-fenomena geosfer, antara lain: gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan dan perubahan pola aliran. Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat persebaran adalah sebagai berikut:
a.Iklim (Klimatik), keadaan iklim sangat mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Unsur-unsur iklim yang menghambat persebaran adalah suhu, curah hujan, kelembapan uadara dan angina.
b.Keadaan Tanah (edafik), kondisi unsur hara tanah, tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, mineral hara, air tanah (porositas) dan kandungan udara sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan tumbuhan, sedangkan bagi binatang sangat berpengaruh pada pola makan.
c.Kondisi Geografis, dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna. Tinggi rendahnya permukaan bumi mempengaruhi pola penyinaran matahari. Bentang alam juga dapat menjadi penghambat berupa padang pasir, samudra, sungai dan pegunungan.
d.Faktor Biotik, yang menghambat persebaran bisa dikarenakan ulah manusia ataupun terjadinya perubahan habitat sehingga dapat menghambat kelangsungan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Persebaran Flora di Dunia
Persebaran flora dan fauna bisa terhambat oleh adanya fenomena-fenomena geosfer, antara lain: gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan dan perubahan pola aliran. Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat persebaran adalah sebagai berikut:
a.Iklim (Klimatik), keadaan iklim sangat mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Unsur-unsur iklim yang menghambat persebaran adalah suhu, curah hujan, kelembapan uadara dan angina.
b.Keadaan Tanah (edafik), kondisi unsur hara tanah, tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, mineral hara, air tanah (porositas) dan kandungan udara sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan tumbuhan, sedangkan bagi binatang sangat berpengaruh pada pola makan.
c.Kondisi Geografis, dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna. Tinggi rendahnya permukaan bumi mempengaruhi pola penyinaran matahari. Bentang alam juga dapat menjadi penghambat berupa padang pasir, samudra, sungai dan pegunungan.
d.Faktor Biotik, yang menghambat persebaran bisa dikarenakan ulah manusia ataupun terjadinya perubahan habitat sehingga dapat menghambat kelangsungan hidup.
2. Persebaran Flora Berdasarkan Iklim
Persebaran Flora berdasarkan iklim, dipermukaaan bumi digunakan 4 wilayah pembagian untuk mengklasifikasikan jenis flora yaitu:
a. Daerah beriklim Tropis dan Subtropik:
1). Hutan Hujan Tropik
Vegetasi hutan hujan tropis sebagian besar berada di daerah khatulistiwa, yaitu 0˚-10˚ LU atau LS dan berada di daerah dataran renda. Beberapa daerah hutan hujan tropic di antaranya adalah disekitar sungai Amazon di Amerika Selatan, sepanjang khatulistiwa di Afrika Tengah dan Afrika Barat, sampai ke Afrika Timur dan Malagasi. Di kawasan Asia berada di bagian Barat India dan Srilanka, daerah Malaya yang membujur hingga Pegunungan Himalaya. Di bagian timur, meliputi sebagaian besar Indonesia sampai Kep. Fiji. Curah hujan daerah hutan tropis adalah basah, yaitu antara 2000-4000 mm per tahun, kabut tebal, kelembaban lebih dari 80% dan suhu rata-rata tahunannya 25˚-26˚C. Pohonnya besar dan berkayu keras dan memiliki akar penyangga. Tumbuhannya memiliki bunga berwarna-warni. Jenis vegetasinya antara lain: meranti, mahoni, seraya dan eboni.
2). Hutan Musim tropik
Memiliki perbedaan jelas antara musim kemarau dan musim hujan, tumbuhannya menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Terletak pada lintang 10˚-23,5˚ LU/LS dengan curah hujan pada musim kemarau kurang dari 60 mm per tahun atau sama sekali tidak turun hujan. Vegetasinya berdaun lebar ujungnya runcing, pohonnya memiliki akar yang dalam untuk menyerap air pada musim kemarau. Hutan musim tropik tersebar di India, Myanmar, Indo-Cina, Indonesia, Malaysia, Autralia Utara, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Sealatan. Vegetasinya tidak begitu lebat dan beberapa pohon di hutan ini menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti pohon jati.
3). Hutan Sabana serta Padang Rumput Tropik dan Subtropik
Tumbuhan yang dominan di daerah sabana adalah rumput yang tinggi dengan semak belukar. Curah hujannya ada yang hanya 250-750 mm per tahun. Pohon-pohonnya ada yang meranggas dan ada juga yang selalu hijau. Namun, umumnya memperlihatkan tumbuhan xerofit. Tumbuhan pohon yang khas, antara lain akasia dan palma. Sabana banyak tersebar di Orinoko yang disebut lianos di Hindia Barat, Pegunungan India, bagian barat daya Amerika Tengah, Australia Tengah, dan Florida Selatan.
4). Hutan Mangrove atau Bakau
Hutan mangrove banyak terdapat di sepanjang pantai di daerah beriklim iklim tropik. Hutan mangrove biasanya terdapat di sepanjang pantai yang rendah, berlumpur, dan masih dalam jangkauan pasang surut. Hutan mangrove tersebar di wilayah Afrika Barat, Australia, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
5). Hutan Sabana dan Semak Berduri
Hutan jenis ini terdiri atas vegetasi yang bersifat xerofil, yaitu tahan terhadap kekurangan air dan sering meranggas selama musim kering. Selain itu, hutannya terbuka, pohon-pohon berjauhan dan agak kerdil, tingginya tidak lebih dari 20 m, tumbuhan berumbi (geofit) melimpah, sedangkan liana dan epifit tidak banyak tumbuh. Hutan jenis ini banyak tersebar di daerah tropik dan subtropik yang musim kemaraunya lebih panjang, seperti di Afrika Brazil, Argentina, India, Cina, dan bagian utara serta timur Asutralia.
b. Daerah Beriklim Sedang
Zone iklim sedang terletak antara tundra dan subtropik, yaitu pada lintang 30˚-65˚ LU dan LS. Musim berubah-ubah dengan suhu udara dan curah hujan yang bervariasi. Pada muspada musim panas, kadang-kadang suhu udara lebih panas dari daerah tropik, sedangkan suhu udara dinginnnya sama dengan daerah kutub pada musim dingin. Jenis hutan yang berada di daerah iklim sedang, yaitu hutan gugur daun, hutan pohon jarum, hutan hujan iklim sedang yang hangat, padang rumput dengan semak belukar, hutan berdaun keras regas, dan vegetasi daerah gurun.
1). Hutan Meranggas atau Hutan Gugur Daun atau Hutan Peluruh
Hutan ini tersebar diantara 30˚-45˚ LU dan LS dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin serta dengan curah hujan 700-1700mm per tahun. Pohon-pohonnya memiliki ciri berdaun lebar, hijau, pada musim dingin, rontok selama musim panas, dan tajuknya rapat. Tumbuhan utamanya, antara lain pohon Oak, Basswood, dan terna berbunga. Persebarannya terutama di bagian timur Amerika Serikat, di daerah bagian barat Eropa yang meluas sampai pegunungan Ural, di bagian utara Jepang dan di bagian daratan Asia, di daerah lintang selatan tersebar di bagian-bagian Patagonia, bagian timur Australia, dan Chili Selatan.
2). Hutan Pohon Jarum
Hutan ini terdapat di daerah yang mempunyai iklim subarktik. Hutan ini disebut juga hutan taiga, hutan boreal, dan hutan runjung atau hutan subarktik. Hutan ini didominasi pohon-pohon yang berbentuk kerucut dengan batang yamg lurus mencapai ketinggian 20m. Pohon di hutan jenis ini umumnya picea, pinus, abies, tusam (hemlock), balsam, dan conifera lainnya. Pohon-pohon itu sering disertai pohon- pohon berdaun lebar yang meranggas seperti betula dan populus.
3). Hutan Hujan Iklim Sedang yang Hangat
Hutan ini terdapat di bagian Amerika Serikat yang berbatasan dengan pantai utara Laut Karibia, Jepang Selatan, Korea, Afrika Selatan, Selandia Baru, dan Australia.
4). Padang Rumput dengan Semak Belukar
Di daerah iklim sedang yang curah hujannya kecil, berkembang padang rumput belukar. Di Asia, padang rumput ini steppa dan di Amerika Utara disebut prairi yang terhampar mulai dari Kanada ke selatan sampai Meksiko. Dominasi prairi adalah padang rumput yang terjalin dengan sejumlah semak dan perdu yang berbunga dalam waktu yang tidak bersamaan. Di Argentina dan Amerika Selatan disebut pampa dan di Afrika Selatan disebut veldt. Satwa utamanya adalah binatang herbivore, seperti bison, antelop tanduk ceranggah, kelinci bagal, marmot tanah, gazelle, keledai liar, anjing hutan, rubah, ular derik, dan ayam prairi.
5). Hutan Berdaun Keras Regas atau Berdaun Kaku
Hutan ini tumbuh di daerah-daerah yang mempunyai musim panas yang suhunya agak tinggi dan kering bergiliran dengan musim yang sejuk. Pohon-pohon berdaun kaku umumnya cenderung hijau dan mempunyai daun-daun kecil, kecil, dan tebal seperti belulang (skerofil). Cirinya agak kerdil, rendah dengan batang berbenjol-benjol berdiri, dan mempunyai tajuk yang membulat atau datar. Di daerah sekitar Laut Tengah dan sebelah selatan Laut Hitam didominasi oleh jenis pohon pasang gabus (quercussuber) dan berbagai jenis pinus, seperti pinus allepo dan pinus batu. Sementara itu, komunitas semak-semak chaparral terdapat di bagian barat California dan sekitarnya.
6). Vegetasi Gurun
Gurun merupakan daerah yang sangat jarang curah hujannya. Vegetasinya berupa semak belukar xerofitik dan rerumputan yang mampu bertahan pada kondisi kekuranagan air. Keadaan iklim yang kering menjadikan bentuk semak kerdil, berwarna abu-abu, cabangnya rendah berduri, dan bengkak-bengkak. Tumbuhannya, antara lain kaktus, saguaro, pohon Joshua, semak soga kerdil, semak
berduri, dan rumput-rumput.
c. Daerah Kutub dan Pegunungan Tinggi
Daerah iklim kutub terdiri atas iklim es abadi, yaitu EF dan iklim tundra serta ET. Vegetasinya hanya terdapat di daerah tundra. Tundra adalah dataran tanpa pohon atau padang lumut. Oleh karena itu, ciri khas vegetasi tundra berupa lumut kerak, lumut, rumput teki, tetumbuhan terna, dan semak-semak pendek. Misalnya, rawa-rawa terdapat rumput teki, rumput kapas, dan gundukan gambut (hillock tundra). Di cekungan yang basah terdapat semak salik dan bentula, seperti terdapat di Greendland. Di tempat yang agak kering selain ditumbuhi lumut terdapat juga teki-tekian, ericaceae, dan tumbuhan yang berdaun agak lebar. Di lereng-lereng batu terdapat lumut kerak, lumut, dan alga. Pada daerah pegunungan tinggi, suhunya akan sama dengan daerah tundra sehingga vegetasi yang mampu berkembang adalah lumut kerak. Misalnya, di pegunungan Andes Amerika Selatan, Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpina, Pegunungan Rocky, Gunung Akonkagua, dan Gunung Jaya Wijaya.
3. Klasifikasi Flora Berdasarkan Vegetasi Alami
Persebaran flora berdasarkan jenis vegetasi alami dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Hutan Hutan Tropis:
- Curah hujan 1000mm-2000mm/th
- Suhu 20˚-30˚ C
b. Hutan Gugur:
- Curah hujan 750mm-1000mm/th
- Suhu -2˚C-18˚C
c. Hutan Taiga:
- Curah hujan 400mm-750mm/th
- Suhu -12˚C-(-10˚C)
d. Padang Rumput Sabana:
- Curah hujan 400mm-1000mm/th
- Suhu 20˚C-30˚C
e. Steppa:
- Curah hujan 200mm-1000mm/th
- Suhu -20˚C-10˚C
f. Vegetasi Gurun Gurun Pasir:
- Curah hujan <250mm-1000mm/th
- Suhu mencapai 48˚C
g. Thundra:
- Curah hujan <250mm
- Suhu <0˚C
suwun bos...artikelnya bermanfaat banget.... Tutus Geo 07
BalasHapusoke, sama-sama Tus. Kalau kamu punya artikel atau bacaan tentang geografi kirimin via email aja Tus, nanti aku posting disini.
BalasHapusInformasi yang menarik, dan sangat bagus, Trimakasih
BalasHapusIndoor Plant Rental Service