Kamis, 07 Januari 2010

Kondisi Geografi Banyu Wedang

A. BANYU WEDANG
Secara administrasi pemerintahan, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terletak dalam 2 kabupaten yaitu Kabupaten Buleleng dan Jembrana, Propinsi Bali. Secara geografis terletak antara 8⁰ 05′ 20″ sampai dengan 8⁰ 15′ 25″ LS dan 114⁰ 25′ 00″ sampai dengan 114⁰ 56′ 30″ BT.
Kawasan ini terdiri dari dataran landai (sebagian besar datar), agak curam, dengan ketinggian tempat antara 0 s.d 1.414 mdpl.
Terdapat 4 buah gunung yang cukup dikenal dalam kawasan, yaitu Gunung Prapat Agung setinggi ± 310 mdpl, Gunung Banyuwedang ± 430 mdpl, Gunung Klatakan ± 698 mdpl dan Gunung Sangiang yang tertinggi yaitu ± 1002 mdpl. Di perairan laut terdapat 4 pulau yang masuk dalam kawasan TNBB yaitu P. Menjangan ± 175 Ha, P. Burung, P. Gadung, dan P. Kalong.

a. Kondisi Geologi
Wilayah Banyuwedang tersusun dari batuan gamping (karst) yang di sisipi oleh batuan vulkanik. Karst yang ada di banyuwedang jumlahnya sedikit dan berumur muda. Diketahui bahwa ujung bali sebelah barat daerahnya berbeda dengan di daerah sebelah timur, daereah ini merupakan daerah batu gamping atau kapur. Banyuwedang memiliki jenis tanah mediteran dengan nama baru alfisol dengan PH 6,4. Kawasan ini belum di temukan fosil-fosil sehingga umurnya sampai saat ini diduga berasal dari zaman kuarter, seperti umumnya batu gamping maka proses yang aktif adalah pelarutan. Erosi yang terjadi adalah erosi normal, drainasenya masih merupakan drainase permukaan adanya proses pelarutan ini maka berkembanglah doline-doline dan juga sungai bawah tanah. Daerah ini juga tersusun oleh formasi blambangan, kandungan belerang di daerah banyuwedang sangat tinggi
b. Kondisi Geomorfologi
Mata air panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah dipanaskan secara geotermal. Air yang keluar suhunya di atas 37°C (suhu tubuh manusia), namun sebagian mata air panas mengeluarkan air bersuhu hingga di atas titik didih. Di seluruh dunia terdapat mata air panas yang tidak terhitung jumlahnya, termasuk di dasar laut dan samudra. Air panas lebih dapat mengencerkan padatan mineral, sehingga air dari mata air panas mengandung kadar mineral tinggi, seperti kalsium, litium, atau radium.
Air yang keluar dari mata air panas dipanaskan oleh geotermal (panas bumi). Semakin dalam letak batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula temperatur batu-batuan tersebut. Peningkatan temperatur batuan berbanding dengan kedalaman disebut gradien geotermal. Air merembes ke dalam kerak bumi, dan dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar di mata air panas yang lokasinya jauh dari gunung berapi.
c. Kondisi Tanah
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau P. Bali skala 1 : 250.000 (Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Wilayah DAS Pancoran, Teluk Terima, Balingkang Anyar Unda dan Sema Bor) tahun 1984 formasi Geologi, TNBB sebagian besar terdiri dari Latosol.
d. Vegetasi
Vegetasi yang ada di banyuwedang adalah bakau dan semak belukar. Di banyuwedang tanaman bakau ini merupakan suatu vegetasi yang dikembangkan karena disana merupakan taman nasional bali barat. Pantai dimana terdapat sumber air panas ini ditumbuhi tanaman bakau yang mencegah abrasi pantai. Dapat dikatakan pantai Bayuwedang ini bebas dari abrasi. Sesungguhnya sumber air panas Banyuwedang terletak ditengah-tengah hutan bakau di pinggir pantai. Daerah sekitarnya relatif gersang karena tanahnya terdiri atas tanah kapur dan tidak terdapatnya sungai yang dapat menjadikan sumber air untuk penghijauan sekitarnya. Oleh karenanya tanaman yang banyak tumbuh adalah tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti yang dikenal di Bali sebagai pohon bekeul atau bangyang.
e. Iklim
Berdasarkan Schmidt dan Ferguson, kawasan TNBB termasuk tipe klasifikasi D, E, C dengan curah hujan rata-rata D : 1.064 mm / tahun, E : 972 mm / tahun, dan C : 1.559 mm / tahun.
Temperatur udara rata-rata 33⁰ C pada beberapa lokasi, kelembaban udara di dalam hutan sekitar 86 %. Sungai-sungai yang ada dalam kawasan TNBB meliputi S. Labuan Lalang, S. Teluk Terima, S. Trenggulun, S. Bajra / Klatakan, S. Melaya, dan S. Sangiang Gede.
f. Hidrologi
Sumber air panas Banyuwedang terletak ditengah-tengah hutan bakau di pinggir pantai. Daerah sekitarnya relatif gersang karena tanahnya terdiri atas tanah kapur dan tidak terdapatnya sungai yang dapat menjadikan sumber air untuk penghijauan sekitarnya. Oleh karenanya tanaman yang banyak tumbuh adalah tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti yang dikenal di Bali sebagai pohon "bekeul" atau "bangyang". Adanya air panas yang mengandung belerang yang terletak di pinggir pantai ditunjang dengan daerah yang jarang penduduknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman