JAKARTA, KOMPAS.com -
Bencana hidrometerologi diperkirakan akan meningkat. Dari beragam jenis
bencana yang terjadi di Indonesia, seperti geologi (gempa dan gunung
meletus) serta biologi, bencana hidrometeorologi tetap mendominasi.
"Diperkirakan
lebih dari 80 persen bencana hidrometeorologi akan terjadi dari total
kejadian bencana selama 2013 mendatang," kata Sutopo Purwo Nugroho,
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis
(27/12/2012).
Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on
Climate
Change) 2012 menyatakan, pemanasan global telah menyebabkan wilayah
tropis meluas hingga 18 derajat LU/LS. Faktor ini menjadi sebab utama
peningkatan bencana hidrometeorologi.
"Secara vertikal
tinggi
awan-awan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan deras juga bertambah
tinggi. Sebelumnya tinggi puncak awan hanya 13 km. Tetapi sekarang
menjadi 17 km. Akibatnya energi dan volumenya bertambah," papar Sutopo.
Kondisi
sosial seperti kemiskinan dan urbanisasi membuat masyarakat lebih
rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Pelanggaran tata ruang,
penggunaan bantaran sungai dan lereng sebagai pemukiman turut menyumbang
peningkatan risiko bencana.
Berdasarkan prakiraan
Badan
Meteorolgi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim penghujan normal
hingga Mei 2013. Namun, pada periode Maret - April, 404 kabupaten/kota
di Indonesia rawan mengalami puting beliung.
Tren
kejadian puting
beliung terus memingkat. Sejak 2002-2011, kejadian puting beliung
meningkat 28 kali lipat. Untuk tahun 2012, ada 295 kejadian puting
beliung, meingkat 36 persen dari tahun sebelumnya.
Banjir
dan
longsor berpotensi terjadi hingga April 2013 dengan potensi tertinggi
pada bulan Januari-Februari 2013. 315 kabupaten/kota berada di wilayah
rawan sedang-tinggi banjir sementara 270 lainnya di daerah rawan
sedang-tinggi longsor.
Banjir lahar dingin berpotensi
terjadi di
Merapi, Gamalama, Bromo, Lokon dan Soputan hingga 2013. Kebakaran lahan
dan hutan selama musim kemarau berpotensi terjadi di 8 provinsi.
Kekeringan berpotensi terjadi selama Agustus-Oktober di Jawa, Bali dan
NTT. Gempa dan tsunami belum bisa diprediksikan. Sutopo meminta
masyarakat untuk tetap siaga, waspada terhadap risiko bencana.
Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagianatas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhuyang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi. Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan akateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a. Perkembangan Teori Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana.[2] Sejak saat itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.[3] Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong pengkajian ulang umur bumi,[4]karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi seperti benda hitam.[5] Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair. Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912.[6] dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat.[7] Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya- gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.[8] Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan- batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi [11], namun selanjutnya justeru lebih mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason[10] menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi. Peta dengan detail yang menunjukkan lempeng-lempeng tektonik dan arah vektor gerakannya Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi. Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu: Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng benua Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia. Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya)
Kediri (beritajatim.com
) – Bendera kebangsaan Republik Indonesia (RI) sang dwi warna Merah Putih ditengarai berasal dari Kediri. Tak pelak, Kota Kediri adalah cikal bakal yang besar bagi Negara Indonesia ini.
Sesuai dengan Prasarti Gudadu 1292, bendara merah putih pertama kali dikibarkan ketika Jayakatwang sang penguasa Kediri mengalahkan Kertanegara, Raja Singasari.
"Sebagai simbol kemenangan, adalah bendera Merah Putih. Bendera yang juga kita kibarkan pada 1945 , bendera yang setiap hari Senin dihormati dan ditinggikan,” ujar Imam Mubarok Muslim, pemerhati budaya Kediri, Kamis (08/11/2012) Kisah kemenangan raja Kediri melawan Singosari itu, imbuh pakar keris dan tosan aji ini, tertulis dalam Kitab Pararaton atau kitab tentang raja raja dan Kitab Negara Kertagama. Pemilihan warna bendera merah putih oleh para pendiri bangsa ini di era kemerdekaan, terus Gus Barok, sebutan akrabnya, bukan sebuah kebetulan. Melainkan karena tingginya pemahaman para pendiri bangsa ini terhadap warisan leluhur Berdasarkan Kitab Pararaton dan Kitab Negara Kertagama, makna warna bendera merah putih yang pertama kali dikibarkan diera Kerajaan Kediri, sama dengan sekarang yakni merah berarti berani, dan putih melambangkan kesucian. (nng)
Setelah Majapahit berjaya mempersatukan Nusantara, lalu mulai mundur setelah Mahapatih Gajah Mada wafat disusul wafatnya Prabu Hayam Wuruk, dan para pewaris Majapahit saling berperang memperebutkan warisan tahta kerajaan. Tepat pada saat itu, abad 16, mulai datang bangsa Eropa yang licik dan serakah, datang berlayar lalu mengudal-udal dan merampok seluruh kekayaan Nusantara.
Sebetulnya, setelah era “Indianisasi”, datang pula berbondong-bondong orang-orang Cina dan Arab Islam, berlayar ke Nusantara, namun mereka berniat berdagang dengan damai. Tapi kedatangan bangsa Eropa memulai era perdagangan yang licik, kotor dan serakah, serta tak segan-segan melakukan perampokan dengan kekerasan bersenjata.
Alasan Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia
Sejarah mencatat ada empat bangsa Eropa yang pernah menjajah berbagai wilayah nusantara. Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia itu awalnya berniat mencari sumber rempah-rempah yang menguntungkan dalam perdagangan. Namun, melihat keelokan dan kekayaan alam di Nusantara, niat tersebut berubah menjadi hasrat ingin menjajah dan merampok habis-habisan.
Surga Rempah-Rempah
Memang, sejak 3000 tahun sebelum Masehi Indonesia telah dikenal sebagai surga rempah-rempah. Tanaman seperti cengkeh, jahe, jintan, merica, kemiri, kayu manis, bawang merah/putih, dan sebagainya, melimpah ruah. Khususnya di wilayah Indonesia Timur (Maluku).
Rempah-rempah pada masa prakolonial merupakan barang dagangan paling berharga. Tak hanya digunakan sebagai penyedap rasa, rempah-rempah juga biasa digunakan dalam pengobatan. Karenanya, ketenaran rempah-rempah tak kalah dengan emas batangan.
Berbekal alasan seperti itu, bangsa-bangsa Eropa berupaya mencari jalan menuju pulau-pulau di Nusantara yang diketahui sebagai sumber rempah-rempah. Mulai dari bangsa Portugis, Spanyol, Belanda hingga Inggris, pernah mencicipi keuntungan perdagangan rempah-rempah tersebut. Perdagangan yang akhirnya mengambil bentuk monopoli dan penguasaan wilayah (kolonial).Inilah cerita awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.
Bangsa Portugis
Pada awal abad ke-16 (1511), bangsa portugis di bawah pimpinan Alfonso D’albuquerque, menguasai Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Tujuannya adalah untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah.
Tak puas menguasai Malaka, Portugis kemudian melanjutkan ekspedisinya menuju Timur, yaitu Ternate (Maluku) tahun 1512. Berbeda dengan Malaka yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah, Ternate adalah sumbernya. Penghasil utama rempah-rempah yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.
Bangsa Portugis pun berupaya menaklukkan Ternate yang saat itu dikuasai kerajaan-kerajaan lokal. Peperangan tak terhindarkan dan berakhir dengan dikuasainya Ternate oleh bangsa Portugis.
Tak hanya mendirikan pos -benteng perdagangan, bangsa Portugis juga berupaya “menginternalkan” budaya mereka ke dalam rakyat Ternate. Budaya Portugis tersebut sampai sekarang masih dapat dilacak jejaknya di kehidupan masyarakat Ternate (Maluku).
Bangsa Spanyol
Tidak ingin kalah dengan negara tetangganya (Portugis), bangsa Spanyol juga turut serta dalam “perburuan” rempah-rempah. Hanya bedanya, jika Portugis mengambil arah timur melewati Afrika dan India, maka Spanyol sebaliknya. Mereka mengambil arah barat, yaitu melewati Benua Amerika, kepulauan Filipina, dan akhirnya mendarat ke Ternate pada 1521.
Terjadilah perseteruan antara kedua bangsa kolonial tersebut untuk memperebutkan penguasaan Ternate. Perseteruan yang memaksa paus (pemimpin spiritual umat katolik) untuk campur tangan. Kedua bangsa itu akhirnya berdamai dengan menandatangani perjanjian Saragossa (Zaragoza). Perjanjian yang salah satu isinya berupa pemberian “hak milik” wilayah kepulauan Ternate kepada bangsa Portugis.
Bangsa Belanda dan Inggris
Dua bangsa yang terakhir ini, boleh dibilang telat datang ke Nusantara. Bangsa Belanda pertama kali menjejakkan kakinya pada tahun 1596 dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan mereka sama seperti bangsa Portugis dan Spanyol, yaitu untuk berdagang. Hal ini terlihat dari dibentuknya suatu komisi perdagangan, yang kemudian dikenal dengan nama Vereenigde Oost indische Compagnie (VOC) pada 1602. Dan untuk memodali VOC dibentuklah Amsterdam Bank 1609, bank sentral pertama di dunia untuk membiayai kolonial Belanda.
Begitu juga bangsa Inggris datang ke Nusantara pada tahun 1811 dengan kongsi dagang bernama East India Company (EIC), berpusat di India. Tujuannya, merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda yang saat itu sudah menguasai sebagian besar Nusantara (tak hanya di Ternate). EIC dibiayai dari pinjaman hutang Bank of England.
Mengulang kelakuan bangsa Portugis dan Spanyol, kedua bangsa ini (Belanda dan Inggris) pun saling bertikai. Peperangan tak terhindarkan, dan baru berakhir ketika disepakatinya perjanjian London tahun 1815. Yang berisi kesepakatan bahwa Inggris harus mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada belanda.
Sejak saat itu kekuasaan kolonial Belanda tak tergoyahkan hingga invasi Jepang pada tahun 1942 dan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Inilah dua sejarah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, yaitu belanda dan Inggris.
Parasit-parasit yang mempengaruhi Umat Islam
Pada tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis dan diikuti Pasai pada tahun 1521. Bangsa Portugis memaksakan agama Katolik di daerah yang telah direbutnya tersebut.
Bangsa Portugis berhasil mencengkeram Malaka, diikuti oleh bangsa Spanyol yang akhirnya berhasil berkuasa di Filipina dengan cara kekerasan. Pada rombongan orang-orang Portugis dan Spanyol itu, menumpanglah orang-orang Yahudi yang telah berpura-pura menjadi penganut Katolik yang taat, tetapi tetap ingin mengembangkan ismenya. Yahudi-yahudi Spanyol telah mengembangkan paham-paham Teosofi dan sekulerisme berbaju pastor di Filipina.
Bangsa Spanyol diikuti pula oleh bangsa Belanda yang berhasil merebut kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan siasat pecah belah. Kerajaan lemah dibantu untuk menaklukkan kerajaan yang kuat dan akhirnya keduanya harus tunduk kepada Belanda.
Siasat semacam ini adalah siasat Yahudi yang disebut Program X.
Apakah Tujuan Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia Saat ini?
Apa yang menjadi bahasan di atas, yaitu awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia terjadi sebelum terjadi kemerdekaan. Namun sampai kini, mereka pun masih suka datang ke Indonesia. Tujuannya beragam, namun salah satunya masih ada yang sama. Yaitu, menikmati rempah-rempah milik Indonesia. Hanya saja, saat ini mereka sudah tidak bisa lagi menjajah Indonesia dan mengambil begitu saja rempah-rempah tersebut.
Kini, kedatangan bangsa Eropa di Indonesia dengan tujuan menikmati rempah-rempah yang sudah tercampur dalam bentuk makanan. Terutama makanan yang berhubungan dengan bawang putih dan bawang merah, cukup banyak orang-orang Eropa menyukainya. Sehingga boleh dikata, makanan yang memiliki campuran rempah-rempah bisa menjadi salah satu pemikat kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
Disamping itu, kini mereka bekerjasama maling-maling pribumi Nusantara dan oknum orang-orang Cina pengkhianat, menguras habis sisa-sisa kekayaan Nusantara pasca kemerdekaan.
Pointer-pointer yang mendorong Bangsa Eropa menjajah Nusantara, adalah:
Faktor pendorong bangsa Eropa menyebabkan penjelajahan Samudera pada akhir abad ke-16:
Jatuhnya Konstantinopel ke Turki Utsmani (1456)
Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia timur
Penemuan Copernicus yang didukung Galileo yang menyatakan bumi ini bulat
Penemuan kompas
Semangat reconquesta pembalasan terhadap Islam dimanapun dijumpai.
Tujuan bangsa Eropa menjajah ada 3, yakni:
Gold (mencari kekayaan)
Glory (mencapai kejayaan)
Gospel (menyebarkan agama Kristen)
Spanyol
Columbus sampai ke Bahama yang ia sangka Hindia sumber rempah-rempah. Ferdinand Magelhaens sampai ke Filipina (1521). Dan Sebastian de Elcano sampai ke Maluku pada tahun 1521.
Portugis
Sampai di Malaka pada tahun 1511 dibawah pimpinan Alfonso d’Albuqueguer kemudian sampai di Maluku (1512)
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) didirikan pada tahun 1602.
Hak Octrooi (Istimewa) VOC:
Hak monopoli perdagangan
Hak menjajah
Hak mengangkat pegawai-pegawainya
Hak member pengadilan
Hak mencetak uang sendiri
VOC dibubarkan pada pada 31 Desember 1799, akibat:
Persaingan dagang dengan Prancis dan Inggris
Rakyat Hindia tidak mampu membeli produk VOC karena miskin
Pegawai-pegawai VOC banyak yang korupsi
VOC mengeluarkan Anggaran terlalu besar buat perang
Inggris
Dibawah kekuasaan Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Calkutta India mengangkat Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1811-1816) yang berkedudukan di Jawa. Programnya: menghapus segala kerja rodi; memberikan kebebasan dalam perdagangan; menerapkan sistem sewa tanah (landrente).
Pemerintahan Kolonial Belanda
Herman Willem Daendels (1808-1811)
Programnya: membuat jalan pos Anyer-Panarukang; memperkuat pertahanan Belanda.
Cultuur Stetsel (sistem tanam paksa)
Diterapkan pada masa Yohannes Van den Bosch.
KOMPAS.com - Sebagaimana babirusa, pengelompokan anoa dalam dunia binatang juga mengundang debat di kalangan ilmuwan. Binatang ini memiliki ciri tubuh seperti kerbau dan sapi. Berat tubuhnya 150-300 kilogram.
Secara umum, anoa sulawesi dibagi menjadi dua spesies, yaitu anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).
Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh. Groves dalam Systematics of the Anoa (1969) menyebutkan, anoa dataran rendah relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut, serta tanduk melingkar. Sementara anoa dataran tinggi lebih besar, ekor panjang, berkaki putih, dan tanduk kasar dengan penampang segitiga.
Namun, pengelompokan anoa berdasarkan wilayah habitatnya ini sering dianggap tidak tepat. Menurut Thornback dalam Red Data Book Vol.1. Mammalia (1978), anoa pegunungan juga sering ditemukan di pantai. Demikian sebaliknya, anoa dataran rendah sering ditemukan di pegunungan.
Kedua spesies yang merupakan binatang endemis Sulawesi itu berstatus E (endangered) atau terancam punah menurut IUCN. Populasinya di hutan saat ini diperkirakan tinggal 3.000 ekor dan jumlahnya terus menurun. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk, dan dagingnya. Hingga saat ini, perburuan anoa masih marak dan daging anoa kerap ditemukan di pasar-pasar tradisional di Sulawesi Utara dan Gorontalo.(Tim Penulis Ekspedisi Cincin Api Kompas)
KOMPAS.com - Pasca-gagalnya penempatan satelit Telkom-3 di orbit,
layanan telekomunikasi di Indonesia diperkirakan memburuk. Perlu waktu
untuk menyiapkan satelit baru. Di sisi lain, kebutuhan terhadap jasa
satelit terus meningkat.
Ketua Masyarakat Telematikan Indonesia
Mas Wigrantoro Roes Setiyadi di Jakarta, Rabu (8/8), mengatakan, layanan
telekomunikasi saat ini memang belum terganggu. Namun, jika masa pakai
satelit Telkom-1 dan Telkom-2 habis dan belum ada satelit pengganti,
hambatan telekomunikasi dipastikan terjadi.
Satelit Telkom-1
memiliki 36 transponder yang aktif hingga 2016. Adapun Telkom-2 memiliki
24 transponder dan diperkirakan aktif hingga 2020. Telkom-3 yang gagal
diluncurkan dirancang dengan 42 transponder untuk 15 tahun. Namun, masa
hidup satelit bisa berkurang akibat usia, beban, lalu lintas penggunaan,
dan kualitas komponennya. ”Satelit dengan masa hidup 15 tahun bisa
hanya berfungsi 7-8 tahun,” ujar Wigrantoro.
Di sisi lain, kata
dia, peran PT Telkom dalam industri jasa satelit sangat besar.
Perusahaan ini menguasai 95 persen pangsa pasar jasa satelit yang
dikelola perusahaan Indonesia. Jika keterlibatan perusahaan asing
dihitung, Telkom menguasai 70 persen pangsa pasar.
Indonesia
perlu 220 transponder untuk menjangkau telekomunikasi di seluruh
wilayah. Sejak 2007, Indonesia kekurangan 90 transponder. ”Sebagai
negara kepulauan, telekomunikasi hanya efisien dengan jasa satelit,”
katanya.
Roket akan jatuh
Berdasarkan data posisinya
pada ketinggian 200 kilometer (km) di atas permukaan bumi, roket
Proton-M akan jatuh ke bumi dalam beberapa minggu ini. Posisi jatuh
berada di wilayah antara 50 derajat lintang utara dan lintang selatan.
Ini berdasarkan orbit inklinasinya pada 50 derajat.
Hal ini
disampaikan Thomas Djamaluddin, Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan
Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional,
Rabu, di Jakarta.
Jatuhnya sampah antariksa ini baru dapat
diperkirakan jika telah berada di ketinggian 100 km.
Menurut
perkiraan Thomas, kecil kemungkinan potensi jatuh di wilayah yang
berpenduduk karena sebagian besar permukaan bumi berupa lautan dan
gurun. Sejak tahun 1980-an, sampah antariksa yang jatuh tercatat di
Gorontalo (1981), Lampung (1988), dan Bengkulu (2003).(MZW/YUN)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan regulasi penerapan konsep hemat energi dan ramah lingkungan dalam bangunan gedung. Hal ini sekaligus untuk menghemat biaya operasional gedung.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memaparkan hal itu dalam sambutan tertulisnya, pada konferensi efisiensi energi nasional, Senin (11/6/2012) di Jakarta.
Dengan berlakunya Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2012 tentang bangunan gedung hijau, Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan pertama di dunia yang menetapkan peraturan daerah tentang bangunan gedung hijau.
Dalam peraturan gubernur ini, dimensi dan fungsi bangunan harus dipandang dari berbagai aspek di antaranya fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya. Konsepsi hemat energi dan ramah lingkungan yang merupakan warna dasar dari bangunan gedung hijau memiliki korelasi dengan penghematan biaya operasional gedung.
Biaya operasional gedung cenderung meningkat dan makin mahal dari tahun ke tahun. Dengan menerapkan konsep itu, diharapkan ikut menghemat biaya operasional dalam pengelolaan gedung-gedung komersial maupun gedung-gedung kantor lainnya.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta Wiriyatmoko menjelaskan, aturan itu saat ini telah diimplementasikan untuk bangunan baru. Sementara untuk gedung yang sudah ada, penerapan konsep hemat energi dan ramah lingkungan akan dilaksanakan secara bertahap.
"Untuk menerapkan konsep hijau ini butuh biaya miliaran rupiah. Jadi, ini akan dilakukan bertahap," ujarnya.
Menurut Fauzi Bowo, sebagai kota besar, Jakarta harus dipersiapkan dengan baik untuk menyediakan sarana dan prasarana kota, fasilitas dan utilitas kota yang mutunya setara dengan standar dunia. Namun besarnya jumlah penduduk mengakibatkan tekanan sangat besar pada daya dukung lingkungan.
Hampir 70 persen lahan kota Jakarta terisi bangunan fisik dalam bentuk pemukiman, perkantoran, dan sarana-prasarana kota. Kondisi ini rawan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan kota.
Dari aspek topografi, Jakarta merupakan kota delta, yang 40 persen wilayahnya berada di bawah permukaan air laut pasang, serta dilintasi 13 sungai besar, yang semuanya bermuara di pantai utara kota Jakarta. Akibatnya, Jakarta rawan banjir dengan segala dampaknya terhadap lingkungan hidup dan ekosistem kota.
WASHINGTON, KOMPAS.com — Wahana antariksa Mars Science Laboratory beserta robot Curiosity akhirnya berhasil mendarat di permukaan Planet Mars yang selama ini paling membuat manusia penasaran.
Informasi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di situs situs webnya menyatakan bahwa Curiosity mendarat di Kawah Gale, di dekat ekuator atau garis khatulistiwa Mars, sekitar pukul 15.00 waktu Mars atau 12.31 WIB.
Curiosity berhasil menjejakkan diri di permukaan Mars setelah melalui proses mendebarkan yang disebut "Teror Tujuh Menit".
Begitu memasuki atmosfer Mars, wahana yang membawanya melakukan manuver untuk memperlambat kecepatan hingga ketinggian sekitar 11 kilometer dari permukaan Mars.
Kemudian parasut supersonik dikembangkan hingga wahana turun sampai ketinggian 1,6 kilometer. Wahana tersebut kemudian melepas retrorocket yang akan memandu pendaratan robot Curiosity yang dibawanya.
Retrorocket kemudian menurunkan robot Curiosity menggunakan tali nilon dengan teknik yang disebut "derek angkasa".
Begitu Curiosity menyentuh permukaan Mars, tali nilon yang digunakan dilepas dan retrorocket terbang menjauh.
Robot beroda enam itu pun mulai bergerak di permukaan Mars. Curiosity diharapkan bisa meneliti molekul yang mendukung kehidupan di Mars sekaligus memecahkan misteri evolusi Mars. Keberhasilan ini juga menandai keberhasilan pertama mendaratkan robot beroda enam di Mars.
Bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional karena tidak asing lagi di telinga komunitas internasional, khususnya di negara-negara tetangga. Peluang bahasa Indonesia dinilai cukup besar apabila dibandingkan dengan berbagai bahasa di Eropa.
PBB baru menolak bahasa Jerman menjadi bahasa internasional karena hanya dipakai di Jerman. Beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di banyak negara. -- Arief Rachman
”Saya optimistis bisa jadi bahasa internasional. PBB baru menolak bahasa Jerman menjadi bahasa internasional karena hanya dipakai di Jerman. Beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di banyak negara,” ujarnya.
Untuk itu, Arif mengimbau Badan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih aktif mengampanyekan gerakan cinta bahasa Indonesia. ”Bahasa Indonesia bukan hanya dipelajari di sekolah, tetapi harus dipakai juga sebagai bahasa komunikasi harian,” ujarnya.
Untuk memperluas penggunaan bahasa Indonesia, Kepala Badan Pusat Bahasa Kemdikbud Agus Dharma berencana menambah pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di setiap negara. Sejauh ini, ada 150 pusat bahasa dan kebudayaan Indonesia di 48 negara. ”Jumlahnya akan bertambah. Kuncinya, orang akan tertarik pada bahasa Indonesia jika tertarik pada budaya kita,” ujarnya.
Meski demikian, Agus mengimbau agar jangan terlalu tinggi berharap bahasa Indonesia akan menjadi bahasa internasional. Apalagi apabila bahasa Indonesia tidak dihargai di negeri sendiri seperti saat ini.
Agus khawatir nilai-nilai bahasa Indonesia kian tergerus bahasa asing, terutama bahasa Inggris. ”Orang lebih suka memakai bahasa Inggris karena dianggap keren, pintar, dan unggul. Padahal, tidak juga. Penghargaan pada bahasa (Indonesia) harus mulai dari diri kita sendiri,” kata dia. (LUK)
Patung Laksamana Cheng Ho di Sam Poo Kong (halosemarang.com) Demi menyaksikan langsung acara peresmian sebuah patung, saya meninggalkan tempat tugas dan berangkat ke Semarang kemarin (29/7/2011). “Pelarian” saya ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi karena dua hal. Pertama, saya berlum pernah ke sebuah kelenteng agung yang dibanggakan di tanah Jawa. Kedua, saya tertarik sekali dengan kisah Laksamana Cheng Ho, seorang muslim yang taat yang juga ksatria tanah Tiongkok yang membawa misi perdamaian ke seluruh dunia, termasuk beberapa daerah di Indonesia. Akhirnya, melalui aksi nekat ini, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran, terutama kekuatan hati seorang pejuang Tiongkok yang membawa misi religius ke Nusantara.
Laksamana Cheng Ho inilah yang patungnya setinggi 10,2 meter diresmikan oleh masyarakat kota Semarang di Kelenteng Agung Sam Poo Kong, Jumat malam.
Sebenarnya hal peresmian sudah biasa, namun yang menyentuh saya adalah ternyata, Seorang Laksamana Cheng Ho yang dikenal berasal dari keluarga muslim, dengan bangga dibelikan patung dan diresmikan oleh sebuah yayasan kelenteng, yang sebagian besar pengikutnya beragama Kong Hu Cu dan Nasrani. Ini bentuk harmonisasi agama yang sangat menyentuh.
Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo pun dalam sambutannya sempat menyatakan rasa bangga. “Ini simbol harmonisasi keagamaan di masa depan,” kata Bibit disambut tepuk tangan ribuan orang yang hadir. Ia juga menambahkan, misi Jawa Tengah dengan program pariwisatanya bertajuk Visit Central Java 2013 akan sangat terdorong dengan nilai-nilai harmoni antarumat beragama yang dipadu dengan kreativitas membangun objek wisata.
Patung berwarna perunggu Laksamana Cheng Ho pun diresmikan tepat pada pukul 20.15 dengan pembukaan selubung oleh gubernur. Menurut ketua yayasan pengelola Sam Poo Kong Mulyadi Setya Kusuma, patung ini sudah mendapatkan sertifikat rekor MURI sebagai patung Laksamana Cheng Ho tertinggi di Indonesia. Bahkan, Mulyadi berani mengklaim patung ini sebagai patung Cheng Ho tertinggi di dunia.
Acara peresmian dimeriahkan dengan beberapa acara hiburan, di antaranya pertunjukan atraksi barongsai dari tiga daerah: Bogor, Ungaran, dan Semarang, Sendratari kisah perjalanan Cheng Ho, dan pesta kembang api.
Dalam pertunjukan sendratari, nampak sekali alur kisah sejak Cheng Ho masih remaja, tinggal bersama Ayah dan Kakeknya yang juga penganut taat agama Islam. Narasi menyebutkan, Cheng Ho melewati masa kecilnya sekitar tahun 1431. Saat itu, ayah dan kakeknya sudah melaksanakan ibadah haji. Ketertarikannya membangun perdamaian dunia mulai dirasakan Cheng Ho saat menemukan banyak sekali penindasan dan ketidakadilan di bumi. Akhirnya, ia memutuskan melakukan perjalanan untuk menyiarkan ajaran kebaikan dan perdamaian. Dalam sendratari dilakonkan bagaimana Cheng Ho diterima dengan baik di India, Negeri Siam (sekarang Thailand), Malaka (Sekarang Malaysia), dan Nusantara.
Laksamana Cheng Ho yang bernama asli Ma He inilah yang disebut-sebut menjadi pendamai saat Kerajaan Samudra Pasai terlibat perang saudara dengan Kerajaan Batak. Itulah mengapa di beberapa daerah di Sumatera Utara hingga saat ini ditemukan peninggalan-peninggalan Cheng Ho, yang dulunya merupakan hadiah bagi raja-raja pribumi. Selain di Sumatera, peninggalan Cheng Ho berupa piring berlafaz Ayat Kursi ditemukan di peninggalan Kerajaan Cirebon. Manuskrip sejarah mengungkapkan, Cheng Ho mengunjungi Nusantara setidaknya sebanyak tujuh kali semasa hidupnya, dan mengunjungi hampir semua kerajaan besar di Tanah Air membawa misi perdamaiannya.
Di Semarang sendiri, Cheng Ho terkenal membawa misi syiar Islam yang ketika berlabuh di beberapa titik dermaga Pulau Jawa disambut oleh kelompok masyarakat Cina yang lebih dulu tiba, dan juga masyarakat asli pribumi. Cheng Ho juga disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan beberapa keluarga sunan, termasuk di Demak.
Gubernur Bibit Waluyo juga menambahkan, saatnya infrastruktur Jawa Tengah mendorong pariwisata, termasuk untuk wisata religius. Ia pun tersenyum-senyum saat panitia mengutarakan rencana awal mereka yang mengonsep kedatangannya dengan perahu, namun akhirnya batal karena beberapa pertimbangan. Menanggapi niat itu, Bibit menjanjikan bahwa jika misi pariwisata Jateng berhasil pada 2013, maka tidak tertutup kemungkinan para wisatawan bisa menuju Kelenteng Agung Sam Poo Kong dengan perahu. Hal ini cukup beralasan, karena proyek pelebaran sungai banjir kanal timur dan barat yang saat ini sedang dalam proses, diperkirakan rampung pada 2012.
Bagi saya, memanfaatkan momen pertama kali mengunjungi kelenteng bergaya Tiongkok, kesempatan berbaur seperti ini semakin memberikan drasa nyaman dan rukun bermasyarakat. Beberapa momen membuat saya bangga, di antaranya saat melihat melimpahnya keramaian penduduk lokal seekitar kelenteng yang hadir dalam acara, berulang kalinya panitia bermuka Tiongkok menyebutkan kata-kata berciri khas Islam seperti “Haji”, “Ayat Kursi”, bahkan menyampaikan salam dalam bahasa Arab.
Nama “agung” dalam Kelenteng Agung Sam Poo Kong juga ternyata disematkan oleh gubernur kepada pengelola yayasan. Menurutnya, sudah saatnya kelenteng ini dianggap bagian penting dari sejarah semarang, dan pembangunan pariwisata untuk masyarakat Jawa Tengah secara keseluruhan.
Saya mengakui, pengaruh Cheng Ho memang sedemikian besarnya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Akan tetapi apa yang saya lihat malam itu membuat saya belajar banyak dari orang-orang Tiongkok, termasuk mereka yang hidup di zaman ini. Saya tahu filosofi harmonisasi antarumat manusia memang ditanamkan sejak dulu dalam ajaran orang-orang Tiongkok, sama halnya dalam Islam. Tapi melihat sendiri seperti ini, sungguh membanggakan. Tak ayal, saya memperhatikan ekspresi beberapa turis mancanegara yang berkulit putih juga sama puasnya. Mereka ikut bertepuk tangan, mengangguk-angguk, dan berteriak saat kembang api meletus berkali-kali di langit kota Semarang.
Mendapatkan sedikit catatan perjalanan ini dan rasa puas yang tak terhingga, saya sampai lupa bahwa status saya adalah “pelarian”.
Hilangnya Amelia Earhart, pilot pertama asal
Amerika yang dinyatakan hilang 2 Juli 1937 di pulau Nikumaroro, sebelah
barat Samudera Pasifik masih menjadi misteri. Berbagai pencarian terus
dilakukan di sekitar lokasi yang diduga sebagai tempat hilangnya pesawat
naas Amelia bersama sang navigator, Fred Noonan.
Peristiwa ini akhirnya menimbulkan beberapa spekulasi dan teori.
Teori pertama menyatakan, Earhart terdampar di Nikumaroro. Direktur
Ekskutif International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR)
Richard Gillespie memperkirakan bahwa pesawat yang dikendarai Earhart
kehabisan bahan bakar saat menuju Howland.
Ia ingin melakukan pendaratan darurat di pulau Phoenix, namun keliru
jalannya. Penyelidikan TIGHAR memperkuat teori ini, bahwa mereka telah
menemukan catatan asli dari kecelakaan pesawat pada awal 1939 di
Nikumaroro. Isi laporan terdiri atas pria dan wanita yang cocok dengan
deskripsi dari Earhart dan Noonan.
Teori kedua, kecelakaan terjadi di laut yang lokasinya dekat dengan
tempat tujuan yaitu Howland. Sepuluh tahun lalu Nauticos, perusahaan
yang bergerak dalam bidang penelitian dan pencarian pada laut dalam,
melakukan upaya menemukan pesawat Earhart yang dipercayai jatuh di
Samudra Pasifik.
Presiden Nauticos David Jourdan pada tahun 2003 mengungkapkan, karena
transmisi radio yang rusak dan pasokan bahan bakar menyebabkan pesawat
ini naas di lokasi dekat tujuan mereka.
Teori ketiga, ditengarai adanya konspirasi. Earhart dan Noonan
disandera Jepang di kepulauan Marshall, Samudra Pasifik, karena dianggap
sebagai mata-mata AS. Sebagian orang mempercayai bahwa mereka berdua
telah tewas. Namun, sebagian lainnya berasumsi mereka kembali ke AS dan
mengubah identitas.
Kabar lain menyebut Earhart mengganti namanya menjadi Irene
Craigmile. Kemudian menikah dengan Guy Bolam dan mengambil nama belakang
suaminya. Ia akhirnya meninggal di New Jersey pada tahun 1982.
"Jika dia (Earhart) tidak bisa menemukan Howland, rencana cadangannya
adalah memotong komunikasi dan menuju Kepulauan Marshall dan
menjatuhkan pesawat di sana," ungkap C Rollin Reineck, pensiunan kolonel
Angkatan Udara AS yang tinggal di Kailua, Hawaii, pada tahun 2003 lalu.
Dalam bukunya yang berjudul "Amelia Earhart Survived", Reineck
memaparkan Earhart menghilangkan pesawatnya di Kepulauan Marshall atas
alasan keamanan nasional. Skema ini memungkinkan pemerintah AS untuk
menyelamatkan Earhart dan pada saat yang sama melakukan pengintaian
sebelum perang di Jepang.
Analisis yang dilakukan Reineck telah menetapkan bahwa foto dari
Irene Bolam, tulisan tangan, dan bukti forensik lain menunjukkan adanya
keterkaitan dengan Amelia Earhart.
Ekpedisi pencarian atas jasad wanita yang lahir yang lahir pada 24
Juli 1897 itu kembali dilakukan baru-baru ini. Tepat dilakukan pada
ulang tahun Amelia Earhart yang ke 115 di tahun 2012. Google bahkan
menjadikannya sebagai doodle di tanggal tersebut.
Ekspedisi ini disebut "Niku VII," memakan biaya US$ 2,2 juta yang
didanai oleh TIGHAR, dan direncankan berjalan selama sepuluh hari.
Namun, kendala peralatan dan kondisi lingkungan bawah laut Nikumaroro,
memaksa mereka memangkas waktu pencarian.
Tim ekpedisi kembali ke Hawaii, melakukan pencarian melalui sonar
(sound navigation and ranging), dan menggunakan video di sekitar
wilayah Nikumaroro. Dalam pernyataan online, pihak TIGHAR
menyatakan kekecewaannya karena tidak mendapatkan penemuan yang pasti.
(Umi
Rasmi. Sumber: National Geographic News)
Gangguan yang
merupakan pemicu gerakan tanah merupakan proses alamiah atau non alamiah
ataupun kombinasi keduanya, yang secara aktif mempercepat proses hilangnya kestabilan pada suatu lereng. Jadi
pemicu ini dapat berperan dalam mempercepat peningkatan gaya
penggerak/peluncur/driving force, mempercepat pengurangan gaya penahan gerakan/resisting
force, ataupun sekaligus mengakibat keduanya.Secara
umum ganguan yang memicu gerakan tanah dapat berupa :
a. Gerakan tanah yang dipicu oleh hujan
Hujan pemicu gerakan
tanah adalah hujan yang mempunyai curah tertentu dan
berlangsung selama periode waktu tertentu, sehingga
air yang dicurahkannya dapat
meresap ke dalam lereng dan mendorong massa tanah
untuk longsor.
Secara umum terdapat
dua tipe hujan pemicu longsoran di Indonesia, yaitu tipe
hujan deras dan tipe hujan normal tapi berlangsung
lama. Tipe hujan deras misalnya
adalah hujan yang dapatmencapai 70 mm per jam atau lebih dari 100 mm
per hari. Tipe
hujan deras hanya akan efektif memicu longsoran pada
lereng-lereng yang tanahnya
mudah menyerap air (Premchit, 1995; Karnawati 1996,
1997), misal pada tanah lempung
pasiran dan tanah pasir. Pada lereng demikian
longsoran dapat terjadi pada bulan-bulan
awal musim hujan, misalnya pada akhir Oktober atau
awal November di Jawa. Tipe hujan
normal contohnya adalah hujan yang kurang dari 20 mm
per hari. Hujan tipe ini apabila
berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa
bulan dapat efektif memicu
longsoran pada lereng yang tersusun oleh tanahyang lebih kedap air, misalnya lereng
dengan tanah lempung (Karnawati, 2000). Pada lereng
ini longsoran terjadi mulai pada
pertengahan musim hujan, misal pada bulan Desember
hingga Maret.
Khusus
untuk kasus longsoran Purworejo dan Kulon Progo yang kondisi lerengnya
tertutup oleh tanah lempung pasiran, hujan deras
dengan curah mencapai lebih dari 500
mm selama 3 hari
merupakan pemicu longsoran.
b. Gerakan tanah yang
dipicu oleh getaran
Getaran memicu
longsoran dengan cara melemahkan atau memutuskan hubungan
antar butir partikel-partikel penyusun tanah/ batuan
pada lereng. Jadi getaran berperan
dalammenambah gaya penggerak dan sekaligus mengurangi gaya penahan. Contoh
getaran yang memicu longsoran adalah getaran
gempabumi yang diikuti dengan peristiwa
liquefaction. Liquefaction terjadi apabila pada
lapisan pasir atau lempung jenuh air terjadi
getaran yang periodik Pengaruh getaran tersebut akan
menyebabkan butiran-butiran pada
lapisan akan saling menekan dan kandungan airnya
akan mempunyai tekanan yang besar
terhadap lapisan di atasnya. Akibat peristiwa
tersebut lapisan di atasnya akan seperti
mengambang, dan dengan adanya getaran tersebut dapat
mengakibatkan perpindahan
masa di atasnya dengan
cepat.
c. Gerakan tanah yang
dipicu oleh aktivitas manusia.
Selain disebabkan oleh
faktor alam, pola penggunaan lahan juga berperan penting
dalam memicu terjadinya longsoran. Pembukaan hutan
secara sembarangan, penanaman
jenis pohon yang terlalu berat dengan jarak tanam
terlalu rapat, pemotongan tebing/ lereng
untuk jalan dan pemukiman merupakan pola penggunaan
lahan yang dijumpai di daerah
yang longsor.
Penanaman pohon dengan
jenis pohon yang terlalu berat, misalnya pohon durian,
manggis dan bambu, serta penanaman dengan jarak
tanam terlalu rapat mengakibatkan
penambahan beban massa tanah yang bisa menyebabkan
longsoran. Hal ini berarti akan
menambah gaya gerak tanah untuk longsormenuruni lereng.
Pembukaan hutan untuk
keperluan manusia, seperti misalnya untuk perladangan, persawahan dengan
irigasi, penanaman pohon kelapa, dan penanaman tumbuhan yang berakar serabut
dapat berakibat menggemburkan tanah. Peningkatan kegemburan tanah ini akan
menambah daya resap tanah terhadap air, akan tetapi air yang meresap ke dalam
tanah tidak dapat banyak terserap oleh akar-akar tanaman serabut. Akibatnya air
hanya terakumulasi dalam tanah dan akhirnya menekan dan melemahkan
ikatan-ikatan antar butir tanah. Akhirnya karena besarnya curah hujan yang
meresap, maka longsoran tanah akan terjadi. Pemotongan lereng untuk jalan dan pemukiman
dapat mengakibatkan hilangnya peneguh lereng dari arah lateral. Hal ini
selanjutnya mengakibatkan kekuatan geser lereng untuk melawan pergerakan massa
tanah terlampaui oleh tegangan penggerak massa tanah dan akhirnya longsoran
tanah pada lereng akan terjadi.
Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus listrik ke dalamnya. Arus listrik dapat berasal dari alam itu sendiri disebabkan oleh adanya atom-atom penyusun kerak bumi yang berinteraksi satu sama lainnya akibat adanya ketidakseimbangan muatan, atau arus listrik yang sengaja dimasukkan ke dalamnya. Beberapa sifat kelistrikan batuan yang berguna dalam eksplorasi secara geolistrik khususnya dalam metode resistivitas adalah potensial listrik alami, konduktivitas listrik, dan konstanta dielektrik. (Handayani, 2004).
Potensial listrik alami terjadi karena adanya aktivitas elektrokimia atau kegiatan mekanik alam. Potensial listrik ini dapat dikelompokkan menjadi:
1. Potensial elektrokinetik, terjadi bila larutan elektrolit bergerak melalui media berbentuk pipa kapiler atau media yang berpori-pori. 2. Potensial difusi, terjadi bila ada perbedaar mobilitas dari ion-ion dalam larutan yang mempunyai konsentrasi berbeda. 3. Potensial nerust, terjadi bila suatu elektroda logam dimasukkan ke dalam larutan homogen. 4. Potensial mineralisasi, terjadi bila dua elektroda logam dimasukkan ke dalam elektroda homogen.
Konduktivitas listrik adalah kemampuan dari batuan dalam menghantarkan arus listrik. Arus listrik dapat mengalir dalam batuan dengan tiga cara yaitu: 1. Konduksi secara elektronik, hal ini terjadi jika batuan mengandung banyak elektron bebas, seperti bada batuan yang banyak mengandung logam. Sehingga arus listrik mudah mengalir pada batuan tersebut. 2. Konduksi secara elektrolitik, ini banyak terjadi pada batuan yang bersifat porus dan pada pori-pori tersebut terisi oleh larutan elektrolit. Sehingga arus listrik mengalir di bawah oleh ion-ion larutan elektrolit. 3. Konduksi secara dielektrik, konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik, artinya batuan tersebut mempunyai elektron bebas sedikit dan bahkan tidak ada. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron- elektron dalam atom batuan dipaksa berpindah dan berpisah dengan intinya sehingga terjadi polarisasi. Konduksi ini sangat bergantung pada konstanta dielektrik batuan.
Berdasarkan harga resistivitasnya, batuan dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: (Anonymous, 2007). a. Konduktor baik : 10-6< ρ < 1Ωm b. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107 Ωm c. Isolator : ρ > 107 Ωm
Sumber: Yulianingrum, Dita. 2011. Skripsi: Pemetaan Resistivitas Area Rawan Longsor dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner (Studi Kasus di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung). Malang: Universitas Negeri Malang.
Geolistrik merupakan alat yang dapat diterapkan untuk beberapa metode geofisika, di mana prinsip kerja metode tersebut adalah mempelajari aliran listrik di dalam bawah permukaan bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus, dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (buatan). Metode geofisika tersebut di antaranya adalah metode potensial diri, metode arus telurik, magnetotelurik, elektromagnetik, IP (InducedPolarization), dan resistivitas (tahanan jenis).
Dari sekian banyak metode geofisika yang diterapkan dalam geolistrik, metode tahanan jenis adalah metode yang paling sering di gunakan. Metode ini pada prinsipnya bekerja dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi melalui dua elektroda arus sehingga menimbulkan beda potensial. Dan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda dapat digunakan untuk menurunkan variasi harga tahanan jenis lapisan dibawah titik ukur (sounding point). Arus yang dialirkan di dalam tanah dapat berupa arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) berfrekuensi rendah. Metode ini lebih efektif dan cocok digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak di gunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman basement (batuan dasar), pencarian reservoir (tandon) air, dan eksplorasi geothermal (panas bumi). Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus dan potensialnya, dikenal beberapa jenis metode geolistrik tahanan jenis, antara lain metode Schlumberger, metode Wenner dan metode Dipole Sounding.
Gambar: Prinsip kerja Metode Resistivitas
Sumber: Yulianingrum, Dita. 2011. Skripsi: Pemetaan Resistivitas Area Rawan Longsor dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner (Studi Kasus di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung). Malang: Universitas Negeri Malang.
Hasil terakhir dari wahana antariksa Cassini milik NASA menangkap suatu objek misterius di cincin bagian terluar Planet Saturnus. Objek yang berukuran hampir satu kilometer itu terlihat bergerak masuk ke dalam, seakan-akan melubangi cincin Saturnus. Meninggalkan ekor yang bercahaya di belakangnya.
Carl Murray dari Queen Mary University of London-Inggris, salah seorang tim pengamat citra Cassini menjelaskan, objek misterius itu sebenarnya bola es ditangkap di cincin F Planet Saturnus. Cincin F merupakan bagian terluar dari cincin Saturnus yang berjarak 3000 km dari cincin A. Cincin F ini memiliki keliling sekitar 900.000 km.
Menurut para ilmuwan perbintangan, terbentuknya bola salju tak lepas dari peranan Prometheus, bulan Saturnus yang selebar 40 km. Gravitasi Prometheus mengakibatkan pembentukan gumpalan es. Diasumsikan pula pasang surut pengaruh gravitasi telah membuat gumpalan es bisa pecah.
Diketahui bahwa objek sangat besar seperti Prometheus, selain mampu memproduksi pola reguler, juga mampu memproduksi konsentrasi material di cincin Saturnus. Tapi mereka hanya tahu sampai sebatas pembentukan bola salju ini, tidak apa yang terjadi setelahnya kemudian. Meski demikian, ada indikasi bahwa beberapa bola dapat bertahan, berkembang, lalu menyimpang dari orbit mereka sendiri, dan menabrak cincin F Saturnus.
Murray juga menerangkan, bola raksasa ini menumbuk cincin F dengan kecepatan amat rendah, yaitu sekitar 2 meter/detik. Sementara itu, bola raksasa juga menghasilkan ekor bercahaya disebut jet yang panjangnya mencapai 40-180 kilometer.
Penemuan ini agak bersifat kebetulan karena pada awalnya Murray sedang mengamati Prometheus ketika melihat ekor bercahaya yang tak mungkin berasal dari Prometheus itu sendiri. Saat membuka kembali arsip 20.000 citra, peneliti menemukan 500 citra serupa.
Studi cincin Saturnus dapat dipakai sebagai model untuk mempelajari pembentukan tata surya 4,5 miliar tahun lalu. Murray berkata, "Kami tak sabar menunggu apa lagi yang akan ditunjukkan Cassini di cincin Saturnus." Cassini mulai memasuki orbit Saturnus pada tahun 2004. Direncanakan operasi misi Cassini berakhir di tahun 2017.
(Gloria Samantha. Sumber: Wired Science)
Duka dirasakan rakyat Indonesia ketika Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo meninggal dunia, Sabtu, 21 April 2012. Lulusan Teknik Perminyakan ITB pada 1975 itu mengalami serangan jantung ketika mendaki Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Pak Wid, demikian ia disapa, merupakan pendaki gunung veteran. Tercatat Gunung Kerinci, Rinjani, Semeru, Tujuh, Agung, dan Latimojo pernah ditaklukannya. Maka itu kepergian Pak Wid yang demikian tiba-tiba mengagetkan semua pihak.
Belum ada penelitian yang menyebut kaitan antara gagal jantung dengan pendakian gunung. Maka itu, sekelompok peneliti pekan lalu berangkat ke kawasan Gunung Everest untuk menyiapkan laboratorium di kaki gunung tertinggi di dunia tersebut. Mereka akan mempelajari efek ketinggian pada manusia.
Rencananya, tim yang berasal dari Mayo Clinic, Minnesota, Amerika Serikat itu akan memonitor sembilan pendaki yang berupaya untuk mendaki gunung itu. Tujuannya, jika fisiologi manusia pada ketinggian sudah diketahui, kemungkinan informasi itu bisa digunakan untuk membantu pasien yang mengalami kelainan jantung dan penyakit lain.
“Kami tertarik untuk mengetahui hubungan antara fisiologi pada ketinggian dengan fisiologi kegagalan jantung,” kata Bruce Johnson, ketua tim peneliti. “Apa yang kami lakukan di sini akan membantu upaya yang kami lakukan di laboratorium Mayo Clinic,” ucapnya.
Dari Kathmandu, Nepal, Johnson dan delapan anggota timnya akan berangkat ke Lukla, kawasan yang berada di dekat Everest. Setelah itu, mereka akan menempuh perjalanan kaki selama satu minggu untuk mencapai lokasi yang ditentukan. Sejumlah kurir akan membantu membawakan perlengkapan medis seberat 680 kilogram.
Adapun kawasan yang akan mereka jadikan markas berada di ketinggian sekitar 5.300 meter. Jika tak ada aral melintang, markas ini akan tuntas dibangun pada pertengahan Mei mendatang.
Menurut para peneliti, ketinggian ekstrem Gunung Everest membuat para pendaki berada di kondisi yang sama dengan mereka yang mengalami penyakit jantung. Selain jantung, tim peneliti juga akan mempelajari efek ketinggian pada hati, paru-paru, berkurangnya jam tidur serta massa otot.
“Tim kami fokus pada kemampatan paru-paru saat kegagalan jantung terjadi dan kemampatan paru-paru sering kali membunuh para pendaki gunung."
Ratusan pendaki dan pemandu arah mencoba menaklukkan Everest setiap tahunnya. Sejumlah orang di antaranya mengalami penyakit akibat ketinggian dan komplikasi lain akibat rendahnya level oksigen di gunung berketinggian 8.850 meter tersebut.
Bahkan, pekan lalu, seorang pemandu berpengalaman yang telah mendaki Everest setidaknya sepuluh kali tewas akibat penyakit ketinggian. Kasus ini merupakan kematian pertama di musim pendakian Everest yang puncaknya akan terjadi pada sekitar bulan Mei, saat kondisi cuaca umumnya membaik hingga mempermudah pendaki untuk mencapai puncak.
(Zika Zakiya/Abiyu Pradipa. Sumber: Associated Press)
Zona labil merupakan suatu wilayah yang menunjukkan daerah itu mempunyai kondisi tanah yang terus bergeser, pergeseran tanah ini dapat terjadi karena longsor, peretakan tanah atau bisa juga daerah itu dilalui patahan bumi. Daerah yang rentan terhadap geseran tanah adalah daerah dekat atau sepanjang patahan (Arifah, 2009). Geseran tanah yang sering terjadi adalah tanah longsor yang merupakan proses perpindahan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Longsoran umumnya terjadi jika tanah sudah tidak mampu menahan berat lapisan tanah di atasnya karena ada penambahan beban pada permukaan lereng dan berkurangnya daya ikat antarbutiran tanah akibat tidak ada pohon keras (berakar tunggang). Faktor pemicu utama kelongsoran tanah adalah air hujan. Dengan demikian, air hujan leluasa menggerus tanah dan masuk ke dalam tanah. Juga diperburuk dengan jenis tanaman di permukaan lereng yang kebanyakan berakar serabut dan hanya bisa mengikat tanah tidak terlalu dalam sehingga tidak mampu menahan gerakan tanah. Daerah dengan ciri seperti itu merupakan daerah rawan longsor. Jika suatu daerah termasuk kategori rawan longsor, kejadian longsor sering diawali dengan kejadian hujan lebat terus- menerus selama lima jam atau lebih atau hujan tidak lebat tetapi terus-menerus hingga beberapa hari, tanah retak di atas lereng yang selalu bertambah lebar dari waktu ke waktu, pepohonan di lereng terlihat miring ke arah lembah, banyak terdapat rembesan air pada tebing atau kaki tebing, terutama pada batas antara tanah dan batuan di bawahnya. Selain merupakan daerah rawan longsor kawasan zona labil biasanya merupakan daerah yang di lalui oleh patahan bumi, daerah ini sangat labil karena kondisi tanah yang ada di sana terus bergerak, hal ini dipengaruhi oleh gerakan lempeng-lempeng bumi secara konvergen atau saling bertumbukan. Pergerakan kulit bumi yang berupa lempeng-lempeng tektonik itu muncul dalam wujud gelombang yang disebut gempa. Pergerakan lempeng tektonik menciptakan kondisi terjepit atau terkunci dimana terjadi penimbunan energi dengan suatu jangka waktu tertentu yang untuk selanjutnya dilepaskan dalam bentuk gelombang gempa, energi gelombang gempa bumi akan dikonsentrasikan dan difokuskan jika gelombang gempa bumi melintas di jaur patahan, goncangan dari gempa bumi ini dapat menggeser posisi tanah baik ke arah lateral ataupun horizontal dan dapat pula pada arah vertikal sehingga terjadi amblesan di sekitar patahan itu (Suseno 2007: 18).
Sumber: Yulianingrum, Dita. 2011. Skripsi: Pemetaan Resistivitas Area Rawan Longsor dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner (Studi Kasus di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung). Malang: Universitas Negeri Malang.
Pada suatu kelerengan tidak akan terjadi gerakan tanah hanya oleh satu faktor saja. Hampir seluruh gerakan tanah terjadi oleh karena penyebab yang kompleks. Sepanjang waktu lereng yang curam itu ada, gaya gravitasi secara terus menerus menariknya ke bawah, dan air selalu meresap ke dalam tanah, tetapi tidak terjadi gerakan tanah pada lereng tersebut. Kemudian datanglah faktor pemicu gerakan tanah, misal hujan yang lebat, dan terjadilah gerakan tanah. Pemicu gerakan tanah yang lain adalah gempabumi atau hujan lebat dan semakin umum adalah akibat ulah manusia (Dwikorita, 2003) Ada dua faktor penting di dalam menentukan tipe-tipe gerakan tanah, yaitu: kecepatan gerakannya dan kandungan air di dalam materi yang mengalami gerakan tanah.
Tanah Longsor Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah. Proses terjadinya tanah longsor sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. (Arifah, 2009) Longsoran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu longsoran rotasional dan longsoran planar/translational. Longsoran rotasional inilah yang umum dijumpai, longsoran bergerak melalui bidang rotasional yang sumbunya sejajar dengan lereng batuan. Pada keadaan tidak terjadi longsor (gambar 2.1.a), maka akan terjadi keseimbangan antara driving force terhadap resisting force. Jika driving force lebih besar dari resisting force maka terjadilah longsor dan bila longsor terjadi, maka bagian kepala (head of slide pada gambar 2.1.b) akan turun dan pada bagian toe akan terangkat (gambar 2.1.b). Setelah terjadi longsor pada kepala terbentuk cekungan, air terakumulasi padanya dan air tersebut meresap ke dalamnya sehingga kepala menjadi tidak stabil. Di samping itu, di atas kepala longsoran meninggalkan tebing yang lebih curam dibanding sebelum longsor dan hal inilah yang menyebabkan longsoran berulang kembali di tempat yang sama. (Subagyo, 2003)
Gambar 2.1. Analisis Stabilitas Lereng Pada Longsoran Rotasional (a)Sebelum Terjadi Longsor (b) Setelah Terjadi Longsor
Longsoran translasional terjadi pada bidang yang lemah seperti bidang sesar/patahan, bidang kekar, lapisan yang kaya akan lempung, atau terjadi pada batuan keras berada di atas batuan yang lunak. 1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. (ESDM)
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia.
Sumber: Yulianingrum, Dita. 2011. Skripsi: Pemetaan Resistivitas Area Rawan Longsor dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner (Studi Kasus di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung). Malang: Universitas Negeri Malang.
Keindahan aurora mudah dinikmati, terutama oleh mereka yang tinggal di lintang tinggi. Namun, peristiwa pembentukan aurora hingga saat ini belum dipahami sepenuhnya.
Hasil penelitian ilmuwan dari Massachusets Institute of Technology, yang dipublikasikan dalam Nature Physics, Minggu (26/2/2012), semakin membuka wawasan tentang pembentukan aurora. Secara umum, aurora terbentuk ketika partikel energetik dari badai Matahari menumbuk molekul di atmosfer menghasilkan foton cahaya. Lewat hasil penelitian, mekanisme yang lebih detail diuraikan.
Pembentukan aurora terkait dengan adanya gerak elektron yang dipercepat di area magnetotail, yakni bagian medan magnet Bumi yang "mengembang" saat badai Matahari menumbuk Bumi. Area magnetik yang mengembang menyimpan energi persis seperti karet yang diregangkan. Energi bisa dilepas persis seperti karet gelang yang bisa ditembakkan ke arah tertentu.
Gerak elektron dengan kecepatan tinggi juga dimungkinkan karena adanya magnetotail yang besar. Ilmuwan memperkirakan, magnetotail yang ada seribu kali lebih besar dari yang diperkirakan. Energi yang dilepaskan itulah yang mempercepat gerak elektron menuju Bumi. Ketika elektron menumbuk lapisan atas atmosfer Bumi, foton cahaya pun tercipta menghasilkan aurora.
"Orang berpikir area ini kecil. Kami berhasil menunjukkan bahwa area ini bisa sangat besar dan sanggup mempercepat gerak elektron," kata Jan Egedal, pimpinan penelitian, seperti dikutip Space, Senin (27/2/2012).
Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, Egedal dan rekannya menganalisis data yang diambil oleh beberapa wahana antariksa, misalnya wahana Cluster milik Eurpean Space Agency (ESA).
Ilmuwan juga menggunakan superkomputer yang disebut Kraken. Superkomputer itu memiliki 112.000 prosesor yang bekerja secara pararel. Para ilmuwan memakai 25.000 prosesor selama 11 hari untuk mengamati 180 miliar partikel simulasi yang bisa menunjukkan gerak elektron.
Ketika kita membicarakan media pembelajaran untuk membantu kegiatan belajar mengajar, akan selalu ada banyak media yang dapat digunakan sebagai sarananya. Salah satu yang dapat digunakan adalah media film. Tentunya penentuan media yang akan digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Pemilihan media film sebagai alternatif dalam pembelajaran geografi saya rasa sangat perlu untuk dikembangkan dan diterapkan dalam kgiatan proses belajar mengajar geograi. Hal ini dikarenakan kebanyakan materi pelajaran geografi bersifat imajinatif dan memerlukan banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itulah media pembelajaran menggunakan film saya rasa memiliki kekuatan lebih untuk membantu guru dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didik, dalam tulisan ini saya memilih materi proses pembentukan bumi yang berkaitan dengan tenaga eksogen.
Video pembelajaran geografi ini saya buat sewaktu masih kuliah dulu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Geografi. Video berdurasi 6 menit ini memang masih banyak kekurangan di banyak aspek. Namun saya masih tetap berharap bahwa video pembelajaran ini mampu membantu para guru maupun siswa dalam menangkap materi pelajaran. Tentunya saya juga berharap agar video ini dapat menginspirasi para pembaca dalam mengembangkan media pembelajaran geografi yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, amiin.