Selasa, 05 April 2011

Hujan Meteor Sebabkan Bumi yang Superdingin


Bumi ternyata sempat mengalami masa superdingin di masa awal pembentukan planet sekitar 4 miliar tahun lalu. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi meteor-meteor kecil yang memborbardir Bumi.

Ilmuwan dari Imperial College London, Inggris, mempelajari efek Late Heavy Bombardment (LHB), periode awal tata surya ketika Bumi dibombardir oleh meteor-meteor kecil. Studi tersebut dipimpin oleh Dr Richard Court dari Department of Earth Science and Engineering universitas tersebut dan dipublikasikan di jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta 1 April 2011 lalu. Berdasarkan studi itu, diketahui bahwa bombardir yang terjadi 4 miliar tahun yang lalu itu menyebabkan suhu Bumi jauh lebih dingin dari semula sehingga menghambat kehidupan.

Ketika masuk ke atmosfer Bumi, meteor akan terpanaskan hingga suhu 1000 derajat Celsius. Pada saat itulah, meteor terbakar dan melepaskan beragam macam gas, salah satunya adalah sulfur dioksida yang kemudian membentuk aerosol. Aerosol menghalangi cahaya dan panas Matahari masuk ke Bumi. Ketika banyak meteor yang melepaskan sulfur dioksida yang menjadi aerosol, konsentrasi senyawa tersebut di atmosfer meningkat. Akibatnya Bumi menerima panas yang lebih sedikit dan menjadi lebih dingin.

Konsentrasi sulfur dioksida akibat bombardir meteor, berpadu dengan panas matahari saat itu yang 30 persen lebih kecil dari sekarang, mengakibatkan kondisi super dingin. Aklibatnya, mikroba primitif sulit untuk bertahan. Di sini, tampak bahwa pendinginan mengakibatkan bencana global dan menghambat kehidupan.

Peneliti mengatakan, hal yang sama tak cuma terjadi di Bumi, tetapi juga di Mars. "Meteorit kecil sebesar gula pasir ini adalah materi yang tertinggal dalam periode awal tata aurya, membantu terbentuknya Bumi dan Mars. Studi kami fokus pada bagaimana meteorit kecil ini juga bisa mengakibatkan bencana skala global di Bumi dan Mars," kata Court.

Studi Court merupakan kelanjutan dari studi sebelumnya yang menyatakan bahwa meteorit bukan sumber metana di atmosfer Mars, meningkatkan harapan bahwa metana bisa saja muncul dari makhluk hidup di Mars. Hasil penelitian juga mendeskripsikan bagaimana meteorit membawa gas yang membuat Bumi bisa dihuni.

Tidak diuraikan mekanisme dari Bumi dan Mars yang pernah mengalami pendinginan itu bisa menghangat lagi. Namun, ke depan penelitian akan tetap dilanjutkan untuk mengkaji konstribusi gas yang berasal dari meteor pada planet-planet di luar tata surya. (Yunanto Wiji Utomo)

Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman