Kota Kediri berada pada jalur transportasi regional yang menghubungkan 
Kota Surabaya dengan Tulungagung, Nganjuk dan Malang, dalam konteks 
pengembangan wilayah Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri merupakan pusat 
pengembangan SWP Kediri dan sekitarnya yang meliputi : Kabupaten Kediri,
 Nganjuk, Trenggalek dan Tulungagung. Kota Kediri merupakan kota Orde 
IIB, termasuk dalam klasifikasi Kota Menengah. Sebagai pusat SWP, Kota 
Kediri
 memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan tersier yakni industri, perdagangan, pemerintahan dan pendidikan tinggi. Keberadaan 
economic base,
 yakni industri pengolahan tembakau (PT. Gudang Garam), memberikan andil
 yang cukup besar sebagai pendorong utama aktivitas perekonomian 
masyarakat.
 Fungsi Kota Kediri sebagai pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya, 
tumbuh dan berkembang didukung oleh keberadaan infrastruktur 
transportasi yang menghubungkan dengan beberapa daerah disekitarnya. 
Keberadaan infrastruktur transportasi mempengaruhi pola pemanfaatan 
lahan yang cenderung linier terutama di sepanjang jalan arteri primer 
arah ke Surabaya.    
 Sesuai dengan kecenderungan yang ada dan kegiatan utama yang 
dikembangkan di Kota Kediri yaitu : industri, pendidikan, perdagangan 
dan jasa serta pariwisata, maka arahan penyebaran kegiatan-kegiatan 
pembangunan dialokasikan pada bagian wilayah kota secara merata sesuai 
dengan kecenderungan perkembangannya. Peruntukkan masing-masing bagian 
wilayah Kota Kediri adalah sebagai berikut :
- 
  Bagian Wilayah Kota A (BWK A), terdiri dari seluruh kawasan Kecamatan 
Mojoroto dengan luas kawasan 2.460,40 Ha. Kegiatan yang dikembangkan : 
permukiman, pariwisata, industri dan pendidikan.
- 
  Bagian Wilayah Kota B (BWK B), terdiri dari seluruh wilayah Kecamatan 
Kota dan sebagian kecil Kecamatan Pesantren dengan luas kawasan 2.185,05
 Ha. Kegiatan utama yang dikembangkan : industri, perdagangan dan jasa 
serta pariwisata, perkantoran dan permukiman.
- 
  Bagian Wilayah Kota C (BWK C), mencakup sebagian besar wilayah 
Kecamatan Pesantren dengan luas wilayah 1.694,98 Ha. Kegiatan utama yang
 dikembangkan : industri dan permukiman.
Kondisi Demografis
 Jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2009 (data SIAK On Line) mencapai
 297.963 jiwa, terdiri dari 149.867 jiwa laki-laki dan 148.096 jiwa 
perempuan. Yang tersebar di Kecamatan Mojoroto sebanyak 115.033 jiwa, 
Kecamatan Kota sebanyak 96.101 jiwa dan Kecamatan Pesantren sebanyak 
86.829 jiwa. Angka Sex Ratio, yaitu ratio atau perbandingan antara 
jumlah penduduk laki-laki terhadap perempuan mencapai 101,19 persen. 
Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Kediri sebesar 4.265 jiwa per 
kilometer persegi. Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Kota. 
Tingginya kepadatan penduduk di Kecamatan Kota dikarenakan kawasan 
Kecamatan Kota merupakan sentral dari pusat perdagangan dan jasa yang 
ada di Kota Kediri. Oleh karena itu dalam perkembangan pembangunan, laju
 pertumbuhan ekonomi di Kecamatan yang lain terus didorong agar terjadi 
penyebaran aktivitas ekonomi yang dapat menumbuhkan pusat-pusat 
pertumbuhan ekonomi baru di wilayah kecamatan yang lain.
 Kondisi  Perekonomian
 a.  Produk Unggulan.
 Kota Kediri sangat dikenal sebagai penghasil makanan yang bercita rasa 
khas, antara lain tahu kuning, stik tahu, gethuk pisang, emping mlinjo, 
rokok, jamu, kecap, kopi  serta produk-produk hasil kerajinan bordir, 
tenun ikat, sarung, sulak, kerajinan bambu.  Merupakan potensi yang 
tidak kecil artinya bagi bergeraknya roda perekonomian Kota Kediri.  
Produk-produk unggulan diproduksi pelaku usaha industri kecil/rumah 
tangga di seluruh wilayah Kelurahan yang ada di Kota Kediri, 
pengelolaannya dilakukan dalam sentra industri kecil maupun non sentra.
Dari beberapa sentra yang ada, sebagian besar bergerak di sektor 
industri dan perdagangan. Di Kota Kediri terdapat 14 sentra UMKM yang 
berusaha aneka ragam produk, antara lain : tahu, tempe, tenun ikat, 
meubelair, makanan, minuman, buah-buahan, sayuran, emping mlinjo, sulak,
 jahitan, kaca hias, tusuk sate, kue basah, jamu gendong dan opak 
gambir.
 Populasi UMKM keseluruhan baik yang ada di sentra maupun non sentra 
industri kecil pada tahun 2009 berjumlah 14.125 UMKM. UMKM dan koperasi 
merupakan basis penggerak perekonomian di Kota Kediri terus ditingkatkan
 melalui pembinaan dan perkuatan permodalan bagi UMKM dan Koperasi.
 
 
b. Kondisi Makro Ekonomi.
 Selama periode  tahun 2003-2008  nilai PDRB Kota Kediri atas dasar 
harga berlaku  dengan  PT.  Gudang  Garam  terus  mengalami 
 peningkatan,  yakni    Rp. 23,742 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 
27,420   triliun  pada tahun  2004  atau  meningkat  15,49%  dan  pada 
tahun 2005 sebesar Rp 31,680 triliyun atau meningkat 15,53% dari tahun 
sebelumnya. Pada tahun 2006 meningkat sebesar 19,14% menjadi Rp 37,743 
triliun, tahun 2007 meningkat 10,70% menjadi                  Rp 41,784 
triliun dan tahun 2008 meningkat 15,99% menjadi Rp 48,461 triliun.
 Besarnya nilai PDRB Kota Kediri tanpa PT Gudang Garam pada tahun 2003 
mencapai Rp 6,392 triliun, tahun 2004 bertambah Rp 7,111 triliun, pada 
tahun 2005 mencapai Rp 8,188 triliun, selanjutnya tahun 2006 sebesar Rp 
9,659 triliun, tahun 2007 sebesar Rp 11,545 triliun dan tahun 2008 
sebesar Rp 13,525 triliun.
 Peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku selain dipengaruhi oleh
 adanya peningkatan nilai produksi juga dipengaruhi oleh adanya 
peningkatan harga barang dan jasa yang terjadi pada tahun yang 
bersangkutan dimana faktor tersebut ikut diperhitungkan dalam penyusunan
 angka PDRB atas dasar harga berlaku. Oleh karena itu untuk mengetahui 
peningkatan PDRB yang sebenarnya atau riil, maka angka PDRB disajikan 
pula atas dasar harga konstan dengan tahun dasar (harga barang dan jasa)
 pada tahun 2000.
 Besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku baik secara rinci dapat dicermati pada tabel  dibawah ini.
 
 
   | 
     Produk Domestik Regional Bruto Kota Kediri Atas Dasar 
     Harga Berlaku, Tahun 2003 - 2008 (Triliun rupiah) | 
   | 
 | 
   | 
     Uraian | 
     2003 | 
     2004 | 
     2005 | 
     2006 | 
     2007* | 
     2008** | 
   | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
   | PDRB dengan PT Gudang  Garam 
 | 
     23,742 | 
     27,420 | 
     31,680 | 
     37,743 | 
     41,784 | 
     48,461 | 
   | PDRB tanpa PT Gudang Garam 
 | 
     6,392 | 
     7,112 | 
     8,188 | 
     9,659 | 
     11,545 | 
     13,525 | 
   | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
*)  Angka diperbaiki
 **) Angka Sementara
 
 Dari angka-angka PDRB tersebut, nampak bahwa PDRB Kota Kediri tiap 
tahun terus mengalami peningkatan, sejalan dengan proses membaiknya 
kondisi ekonomi. Tentunya nilai PDRB yang dihasilkan masih mengandung 
pengaruh perubahan harga, sehingga masih belum bisa digunakan untuk 
menghitung  pertumbuhan ekonomi Kota Kediri.
 Untuk melihat pertumbuhan ekonomi Kota Kediri dapat dilihat dari 
perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, karena pertumbuhan 
ekonomi ini benar-benar diakibatkan dari perubahan jumlah nilai produksi
 sektoral yang sudah bebas dari pengaruh harga (pertumbuhan riil).
 Nilai PDRB Kota Kediri atas dasar harga konstan dengan   PT Gudang 
Garam berturut-turut pada periode 2003-2008 yaitu sebesar   Rp 17,726 
triliun; Rp 18,745 triliun; Rp 18,792 triliun;Rp 19,768 triliun; Rp 
20,660 triliun; dan Rp 21,622 triliun.  Sedangkan nilai  PDRB  tanpa   
PT. Gudang Garam pada tahun 2003 sebesar Rp 5,084 tahun 2004 sebesar Rp 
5,449 triliun, tahun 2005 sebesar Rp 5,684 triliun, tahun 2006 sebesar 
Rp 5,924 triliun, tahun 2007 sebesar Rp 6,201 triliun dan pada tahun 
2008 sebesar Rp 6,514 triliun, sebagaimana terlihat pada tabel 2.2 
berikut ini.
 
   | 
     Produk Domestik Regional Bruto Kota Kediri Atas Dasar 
     Harga Konstan Tahun 2000, Tahun 2003 – 2008 (Triliun rupiah) | 
   | 
 | 
   | 
     Uraian | 
     2003 | 
     2004 | 
     2005 | 
     2006 | 
     2007* | 
     2008** | 
   | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
 | 
   | PDRB dengan PT Gudang  Garam 
 | 
     17,726 | 
     18,745 | 
     18,792 | 
     19,768 | 
     20,660 | 
     21,622 | 
   | 
 | 
       | 
       | 
       | 
       | 
       | 
       | 
   | PDRB tanpa PT Gudang Garam 
 | 
     5,084 | 
     5,449 | 
     5,684 | 
     5,924 | 
     6,201 | 
     6,514 | 
*)   Angka diperbaiki
 **) Angka Sementara
 Dengan perbandingan angka-angka tersebut, maka dapat dikatakan bahwa 
perekonomian Kota Kediri, dengan PT. Gudang Garam secara riil dari tahun
 ke tahun selalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 
sebelumnya, begitu juga dengan PDRB tanpa PT. Gudang Garam.
 Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung 
dari PDRB yang merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan 
sektoralnya, artinya apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar  
dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat 
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sektor 
tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka sektor 
tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi.
 Pertumbuhan ekonomi riil dari PDRB adalah pertumbuhan ekonomi (indeks 
berantai) atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan ini sudah 
tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar-benar murni 
disebabkan oleh kenaikan periode seluruh sektor pendukungnya.
 Berdasarkan tabel 2.3 pertumbuhan ekonomi Kota Kediri dengan PT Gudang 
Garam berturut-turut dari tahun 2003-2008 adalah 3,85%; 5,75%; 0,25%; 
5,19%; 4,51%; 4,66%. Sedangkan tanpa PT Gudang Garam sebesar 5,63% tahun
 2003,  tahun 2004 sebesar 7,17%, dan 4,32% pada tahun 2005, selanjutnya
 4,21%,  4,68% dan 5,05% pada tahun 2006, 2007 dan 2008. Adanya 
kenyataan ini menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2008 sektor industri
 pengolahan merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi PDRB di Kota Kediri.
 
   | 
     Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kota Kediri, Tahun 2003 - 2008 (%) | 
   | 
       | 
   | 
     Lapangan Usaha | 
     Tahun | 
   | 
     2003 | 
     2004 | 
     2005 | 
     2006 | 
     2007* | 
     2008** | 
   | Pertanian 
 | 
     4,90 | 
     3,34 | 
     3,11 | 
     2,46 | 
     02,15 | 
     0,91 | 
   | Pertambangan dan Penggalian 
 | 
     6,77 | 
     1,19 | 
     2,26 | 
     3,13 | 
     3,46 | 
     12,93 | 
   | Industri 
 | 
     3,13 | 
     5,05 | 
     -2,07 | 
     4,21 | 
     3,84 | 
     3,68 | 
   | Listrik, Gas dan Air Bersih 
 | 
     9,33 | 
     14,27 | 
     5,36 | 
     3,37 | 
     3,17 | 
     3,81 | 
   | Bangunan 
 | 
     7,31 | 
     4,71 | 
     2,99 | 
     4,23 | 
     4,36 | 
     3,93 | 
   | Perdagangan, Hotel & Restoran 
 | 
     5,47 | 
     8,17 | 
     8,02 | 
     8,75 | 
     6,67 | 
     7,57 | 
   | Pengangkutan dan Komunikasi 
 | 
     7,48 | 
     5,46 | 
     5,74 | 
     8,37 | 
     7,94 | 
     10,09 | 
   | Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 
 | 
     9,72 | 
     8,31 | 
     3,83 | 
     4,12 | 
     4,17 | 
     4,69 | 
   | Jasa-jasa 
 | 
     7,04 | 
     4,16 | 
     4,98 | 
     4,75 | 
     5,07 | 
     6,82 | 
   | Dengan PT Gudang Garam 
 | 
     3,85 | 
     5,75 | 
     0,25 | 
     5,19 | 
     4,51 | 
     4,66 | 
   | Tanpa PT Gudang Garam * 
 | 
     5.63 | 
     7.17 | 
     4.32 | 
     4.21 | 
     4,68 | 
     5.05 | 
*)  Angka Diperbaiki
 **) Angka Sementara
 Kondisi perekonomian Kota Kediri pada tahun 2008 pada umumnya tidak 
ubahnya dengan tahun-tahun sebelumnya dimana semua sektor/ lapangan 
usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif tanpa terkecuali, dengan 
indikator meningkatnya pertumbuhan ekonomi untuk PDRB dengan PT Gudang 
Garam. Adapun untuk PDRB tanpa PT. Gudang Garam pada tahun 2008 laju 
pertumbuhan ekonomi PDRB mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,05% 
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2007 sebesar 4,68%. Adanya
 peningkatan laju pertumbuhan ekonomi PDRB pada tahun 2008 tersebut 
disebabkan adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dari sektor 
Perdagangan, hotel dan restoran yaitu dari 6,67% pada tahun 2007 menjadi
 7,57% pada tahun 2008.
  
Kualitas Pembangunan Manusia
 Pada periode tahun 2002-2008 dari komponen-komponen yang diperhitungkan
 dalam IPM, Kota Kediri mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2006 
sedikit mengalami penurunan yaitu sebesar 71,05, selanjutnya   meningkat
 lagi menjadi 72,49  pada tahun 2007 kemudian pada tahun 2008 IPM Kota 
Kediri meningkat menjadi 73,39. Dari ketiga komponen pembentuk IPM  
semua indeks mengalami peningkatan, kecuali indeks pendidikan pada tahun
 2006 mengalami penurunan, capaian indeks pendidikan 82,85 selanjutnya 
pada tahun 2007-2008 indeks pendidikan mengalami peningkatan cukup 
berarti. Capaian nilai IPM Kota Kediri periode tahun 2002-2008, 
selengkapnya dapat dicermati pada tabel dibawah ini.
 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
 Kota Kediri Tahun 2002 – 2008
 
   | 
             No. | 
     Tahun | 
     Index Harapan Hidup | 
     Index Pendidikan | 
     Index Daya Beli | 
     IPM | 
   | 
     (1) | 
     (2) | 
     (3) | 
     (4) | 
     (5) | 
     (6) | 
   | 
     1 | 
     2002 | 
     73,50 | 
     83,37 | 
     83,34 | 
     70,41 | 
   | 
     2 | 
     2003 | 
     73,50 | 
     84,04 | 
     55,17 | 
     70,89 | 
   | 
     3 | 
     2004 | 
     73,50 | 
     84,40 | 
     56,17 | 
     71,36 | 
   | 
     4 | 
     2005 | 
     73,85 | 
     83,66 | 
     56,21 | 
     71,56 | 
   | 
     5 | 
     2006 | 
     74,00 | 
     82,85 | 
     56,30 | 
     71,05 | 
   | 
     6. | 
     2007 | 
     74,13 | 
     85,99 | 
     57,34 | 
     72,49 | 
   | 
     7. | 
     2008 | 
     74,71 | 
     86,80 | 
     58,66 | 
     73,39 | 
  
    Sumber  :  BPS Propinsi Jawa Timur, Analisis Kinerja Makro Ekonomi dan Sosial
 Dibandingkan dengan Jawa Timur capaian IPM Kota Kediri lebih tinggi. Rata-rata IPM Jawa Timur sebesar 69,14.
 Dari 38 kabupaten/kota yang dihitung IPM-nya, 19 kabupaten/kota 
mempunyai IPM lebih baik daripada IPM Jawa Timur, sedangkan sisanya 
sebanyak 19 kabupaten/kota IPMnya berada di bawah IPM Jawa Timur. Pada 
tahun 2008, IPM tertinggi/terbaik dicapai oleh Kota Surabaya dengan IPM 
sebesar 76,10, sementara peringkat terbawah dalam penghitungan IPM masih
 ditempati Kabupaten Sampang dengan IPM sebesar 55,77.
 Penghitungan IPM untuk lingkup Jawa Timur, berbeda dengan penghitungan 
IPM nasional, dalam menentukan standar harga yang digunakan untuk 
menghitung PPP  (daya beli). Untuk Jawa Timur, standar harga yang 
digunakan adalah Kota Malang, sedangkan untuk Nasional menggunakan 
standar harga Jakarta Selatan. Pada tahun 2008 Kota Kediri menduduki 
peringkat  5.