Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Kepekaan erosi tanah yaitu mudah atau tidaknya tanah tererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah (Arsyad, 2006). Selanjutnya Asdak (2001) menyatakan bahwa empat sifat tanah yang penting dalam menentukan erodibilitas tanah (mudah atau tidaknya tanah tererosi) adalah: tekstur tanah, unsur organik, struktur tanah, dan permeabilitas tanah.
Stallings (1957) mengemukakan bahwa setiap jenis tanah mempunyai kepekaan yang berbeda-beda terhadap erosi. Kepekaan tanah terhadaperosi dapat diartikan sebagai mudah tidaknya tanah tererosi atau erodibilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi erodibilitas yaitu sifat fisik, tofografi dan pengelolaan tanah oleh manusia.
Sifat tanah yang mempengaruhi aliran permukaan dan erosi adalah kapasitas infiltrasi dan erodibilitasnya. Infiltrasi adalah banyaknya air yang merembes ke dalam tanah melalui permukaan tanah yang dinyatakan dalam mm/jam, sedangkan kapasitas infiltrasi adalah kemampuan tanah menginfiltrasikan air. Kapasitas infiltrasi tanah sangat menentukan banyak tidaknya air yang mengalir di atas permukaan tanah sebagai aliran permukaan. (Soemarto, 1987).
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanaman.(Seta, S1987)
Tekstur adalah ukuran proporsi kelompok ukuran butir-butir primer bagian mineral tanah (Arsyad, 1987). Tanah-tanah yang bertekstur kasar (tanah-tanah berpasir) mempunyai kapasitas dan laju infiltrasi yang tinggi sehingga jika tanah tersebut dalam maka erosi dapat diabaikan, demikian pula dengan tanah bertekstur pasir halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi yang tinggi tetapi jika terjadi aliran permukaan maka butir-butir halus ini akan mudah sekali terangkut, Arsyad (1980) dalam Seta (1987). Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu , pasir sangat halus, Bryan (1986) dalam Arsyad (1989).
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer menjadi butir-butir sekunder atau agregat (Buckman and Brady, 1982). Susunan butir-butir primer sangat halus menentukan tipe struktur (Arsyad, 2006).
Tanah yang berstruktur kersai atau garanular lebih terbuka dan lebih jarang sehingga akan menyerap air lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan tanah yang berstruktur dengan susunan butir-butir primernya lebih rapat. (Syarief,1985)
Peranan bahan organik dalam pembentukan agregat tanah sangatlah besar. Menurut Arsyad (2006) fungsi bahan organik dalam pencegahan terjadinya erosi antara lain dapat memperbaiki daerah perakaran. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh bahan organik dalam mengurangi aliran permukaan, peningkatan infiltrasi dan pemantapan agregat tanah. tanah-tanah dengan kandungan bahan organik kurang dari 2 % umumnya peka terhadap erosi. (Syarief, 1985)
Sifat lapisan tanah yang menentukan kepekaan erosi tanah adalah permeabilitas lapisan tersebut. Permeabilitas ditentuken oleh struktur dan tekstur tanah. Tanah yang lapisan bawahnya bertekstur granular dan permeabel, kurang peka erosi dubandingkan dengan tanah yang lapisan bawahnya padat dan oermeabilitasnya rendah (Arsyad, 1989).
Kartasapoetra dan Sutejo (1991) mengemukakan bahwa kepekaan tanah terhadap daya menghancurkan dan menghanyutkan oleh air curah hujan disebut erodibilitas. Erodibilitas tanah tinggi berarti tanah tersebut peka atau mudah tererosi dan erodibilitas tanah rendah berarti bahwa resistensi atau daya tahan tanah tersebut kuat, dengan kata lain tanah tanah (resisten) terhadap erosi.
Sumber: Catatan perkuliahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar