Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan karateristik topografi suatu daerah aliran sungai. Kedua faktor tersebut penting untuk terjadinya erosi karena faktor-faktor tersebut menentukan besarnya kecepatan atau volume air larian. (Asdak, 2001). Selanjutnya Arsyad (1989) mengemukakan bahwa pengaruh panjang lereng terhadap erosi berlainan, tergantung dari tipe tanah dan pengaruh intensitas curah hujan. Erosi pada umumnya meningkat bila mana panjang lereng besar untuk hujan yang intensitasnya besar.
Asdak (2001) mengemukakan bahwa kedudukan lereng juga menentukan besar-kecilnya erosi. Lereng bagian bawah mudah tererosi dari pada bagian atas karena momentum air larian besar dan kecepatan air lebih terkonsentrasi ketika mencapai lereng bagian bawah. Selanjutnya dikatakan Arsyad (2006) bahwa lebih banyak air yang mengalir dan semakin besar kecepatannya pada bagian bawah lereng dari pada bagian atas lereng. Akibatnya adalah bahwa tanah pada bagian bawah lereng mengalami erosi lebih besar dari pada bagian atas.
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal mulai terjadinya aliran permukaan sampai suatu titik dimana air masuk ke dalam saluran atau sungai, atau dimana kemiringan lereng berubah sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran pemukaan berubah. Pertambahan panjang lereng menjadi 2 kali, maka jumlah erosi total bertambah menjadi lebih dari 2 kali lebih banyak, akan tetapi erosi persatuan luas (per hektar) tidak menjadi 2 kali. (Arsyad, 2006).
gan..numpang tanya, kajian lebih lanjutnya "jumlah air hujan yang tertampung oleh massa tanah dalam salah satu faktor pembentuk tanah apa sih?
BalasHapusSebelumnya saya ucapkan terima kasih kunjungannya mbak, lebih jelasnya silakan mbak baca bukunya Chai Asdak yang judulnya "Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai"
BalasHapus