Jumat, 12 Maret 2010

LANGKAH MUDAH MENYELAMATKAN MASA DEPAN BUMI DARI PEMANASAN GLOBAL

LANGKAH MUDAH MENYELAMATKAN MASA DEPAN BUMI DARI PEMANASAN GLOBAL
Wahyuningsih, S.Pd
Staf Pengajar SMP Negeri 2 Painan

1. Pendahuluan
Kebutuhan hidup yang terus meningkat menuntut penggalian potensi-potensi ekonomi. Namun, ketika eksploitasi itu tidak lagi mengindahkan pelestarian lingkungan maka itulah awal bencana. Tuntutan industrilasasi yang dihadapi hampir semua Negara ternyata membawa implikasi yang demikian besar terhadap paradigma pembangunan.
Dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan kelanggengan sumber daya sehingga kekayaan yang sebagian besar tidak diperbaruhi, dan ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bukan hanya untuk saat ini tetapi juga generasi yang akan datang, dalam hal ini lingkungan hidup semakin menjadi isu penting yang tidak perlu kita ketahui sehingga tidak menggangu kelestarian lingkungan.
Salah satu isu penting yang mulai dirasakan yaitu mengenai pemanasan global yang merupakan fenomena naiknya suhu bumi sehingga dikwatirkan akan mengancam kesehatan manusia. Meningkatnya panas bumi dalam decade terakhir ini berkembanga sebagai isu politik dunia. Dalam tahun 2000 yang lalu tidak ada satu Negara pun yang terbebas dari situasi pemanasan global, pemanasan global ini dan rusaknya lapisan ozon ini pada stratosfer bumi disebabkan terakumulasinya gas-gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan, seperti dipergunakan bahan baker fosil.
Pokok permasalahan yang menyangkut pemanasan global adalah banyaknya zat-zat pencemar baik yang berasal dari industri maupun domestic, yang berpotensial sebagai Gas Rumah Kaca (GRK), gas-gas inilah yang bergesekan/beraksi dengan lapisan ozon rusak. Padahal lapisan ozon inilah yang berfungsi menyerap sinar ultra violet yang berlebihan, sehingga dapat mencegah makhluk hidup di bumi terkena kanker kulit dan mencegah rusaknya tanaman dan biota di perairan.
Menurut para ahli penipisan ini karana pemakaian dari Choloro Floro Carbon (CFC) yang banyak dipergunakan sebagai pendingin pada Air Conditioning (AC), refrigerator, sebagai bahan pengembang pada pembuatan karet, sebagai isiolator pada tenaga busa, bahan pembersih pada industri elektronik, dan sebagainya. Senyawa ini banyak di pergunakan dalam berbagai industri karena kestabilan sifatnya. Penyelidikan membuktikan CFC menyumbang 15 – 20 % terjadi pemanasan global yang berakibat naiknya suhu bumi sehingga bisa mengakibatkan mencairnya es yang ada di kutub menyebabkan naiknya permukaan air laut dan ini dikhawatirkan beberapa kota bahkan Negara yang rendah atau dekat dengan pantai kemungkinan akan tenggelam
Dampak negatif pembangunan itu tercermin salah satunya pada peningkatan suhu bumi sebesar 0,18 derajat celcius selama 25 tahun terakhir sebagai akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK) atau yang dikenal sebagai fenomena Global Warming. GRK menyebabkan semakin banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer sehingga terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Inilah yang menyababkan kecaunya pola iklim global.
Perubahan iklim menyebabkan berbagai persoalan lingkungan seperti perubahan pola curah hujan yang mengakibatkan banjir atau pun musim kemarau berkepanjangan serta berubahnya pola musim tanam yang merugikan petani karena sulit menentukan pembibitan, perkiraan panen serta serangan hama, tak terduga. Stern, seorang pakar ekonomi lingkungan inggris, mengungkapkan bahwa dunia akan membayar 1 persen dari total PDB mereka setiap tahun untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
2. AKTIFITAS MANUSIA YANG MENGHASILKAN ZAT PENCEMAR
Penggunaan Pupuk Kimia
Ditengah tuntutan untuk meningkatan kuantitas dan kualitas produksi pangan, pertanian sebagai basis persediaan pangan dengan usaha intensifikasi ternyata membawa dampak terhadap penipisan lapisan ozon yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai pembasmi hama (insektisida) maupaun sebagai pupuk (pertilizer) yang pada akhirnya akan menyumbang zat pencemar sebagai salah satu gas rumah kaca.

Penebangan Hutan / Perladangan Berpindah
Penebangan hutan atau perladangan berpindah dengan membakar hutan, dituduh ikut menyumbang gas-gas pencemar Karbon Dioksida (CO2 ) dan hutan itu sendiri berfungsi secara alamiah untuk menyerap Karbon Monoksida (CO). untuk Negara maju hutan lebih berfungsi sebagai unsur konservasi, sedangkan untuk Negara sedang berkembang hutan merupakan sumber pendapatan, walaupun merupakan sumber pendapatan, sebaiknya pengolahan hutan tersebut harus dengan pengaturan yang tidak menimbulkan pemanasan suhu udara karena hutan merupakan paru-paru dunia.
Untuk peladang berpindah seharusnya disediakan suatu lokasi yang permanen yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, disamping aspek pengawasan terhadap penebangan liar perlu dipeketat sehingga mempersempit ruang gerak peladang tersebut.

3. GAS-GAS RUMAH KACA
3.1 Senyawa Karbon (Karbon Dioksida (CO2) )
Karbondioksida adalah gas rumah kaca yang paling besar berkontribusi terhadap pemasangan global. Konsentrasi alaminya hanya kecil sekitar 0,03 persen diatmosfer dan ini secara alamiah bisa diserap oleh tanaman yang dikenal dengan proses fotosintesis.
Bila tanaman atau hewan mati, kandungan karbon terlepas dalam bentuk karbondioksida, demikian pula membakar kayu atau bahan bakar fosill juga melepaskan karbondioksida. Tanah secara alami juga mengandung karbon sampai 50 % dari berat keringnya bisa berupa bahan organik yang membusuk sebagian. Jika tanah dibalik oleh pacul maka sejumlah karbondioksida terlepas dari atmosfer dalam bentuk kerbon dioksida.
Makin banyaknya pemakaian kendaraan bermotor menyebabkan pemakaian bahan baker fosil juga bertambah hal ini bisa menyebabkan bertambahnya kadar karbon diatmosfer bumi dan ini akan membentuk semacam perisai, kemudian panas yang seharusnya keluar dari atmosfer dipantulkan kembali kebumi yang menyebabkan suhu bumi mengalami kenaikan.
Hutan secara alamiah menyerap kadar karbon yang dilepas, tetapi apabila terjadi kerusakan hutan dan penimbunan kadar karbon makin meningkat karena kegiatan manusia menyebabkan gas ini makin menumpuk.

3.2 Senyawa Methan (DH4)
Kosentrasi methan di atmosfer saat ini berkisar 1.7 ppm, jumlah ini hampir 2.5 lebih tinggi dari 300 tahun lalu, methan diperkiraan mempunyai masa hidup 10 tahun dalam atmosfer . methan dihasilkan ketika jenis-jenis bakteri tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan karbondioksida sebagai hasil sampingannya.
Methan buatan manusia terutama dari industri, pertanian dan pembakaran biomassa, kurang lebih sepertiga barsal dari pengeboran transmisi, penimbunan limbah dan penembangan batu bara. Methan adalah komponen utama gas alam.

3.3 Senyawa Nitrogen (NO2)
Masa hidup dari NO2 sangat panjang yaitu sekitar 150 tahun diatmosfer , oleh karena itu peningkatan emisi –emisi kecil dapat meningkatkan konsentrasi. Pemakaian bahan bakar fosil, pemakaian pupuk nitrogen menyumbang terjadinya pencemaran udara, pada akhirnya terjadi penumpukan emisi ini atmosfer.

3.4 Chloro Flora Carbon (CFC)
Pemakaian CFC secara berlebihan dan berkelanjutan dalam berbagai penggunaannya seperti bahan pendingin pada AC, dry clean, pada industri Elektronik makin menambah kadar pencemaran udara yang pada akhirnya menimbun dilapisan atmosfer bumi.

4. PERTERNAKAN PENYEBAB UTAMA KEHANCURAN PLANET
Penyebab pemanasan global sebagai berikut : pembakaran hutan, polusi pabrik, trasportasi, dan mereka ini sebagai penghasil CO2, tetapi yang lebih mengejutkan laporan PBB untuk bidang perternakan dan lingkungan hidup tahun 2006 mengungkapkan bahwa sektor peternakan sebagai menyumbang paling signifikan untuk krisis lingkungan yang serius, pada skala dari lokal hingga global, hampir seperlima (20%) dari emisi karbon berasal dari peternakan.- Emisi itu lebih besar dari pada semua transportasi dunia yang digabung jadi satu. Industri peternakan “ sangat mengejutkan “ merupakan penyebab utama perusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca.
Hewan peternakan untuk bahan makanan merupakan salah satu sumber terbesar penghasil karbon dioksida dan satu-satunya sumber pencemaran gas methane dan emisi nitro oksida. Sektor peternakan tercatat penyumbang sebesar 9 persen dari karbon dioksida, 65 persen dari nitro oksida dan 37 persen dari gas methane yang dihasilkan dari kegiatan yang berkaitan dengan manusia. Baik gas methane (20 kali) dan nitro oksida (296 kali) ditenggarai lebih berpotensi sebagai penghasil gas rumah kaca dari pada karbon dioksida. Pertenakan juga menghasilkan 64 persen dari amonia yang berkaitan dengan manusia, yang menimbulkan hujan asam.

5. LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL
Langkah-Langkah agar efek rumah kaca tidak bertambah luas, karena efek komulatif yang ada diatmosfer gas bisa lenyap setelah 40-50 tahun laju kenaikan kadar OFK pertahunnya antara 5-10 %. Untuk hal tersebut langkah yang perlu diambil :

5.1 Menghilangkan CO2 / Penanaman Pokok
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida diudara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang mudah dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, pemecahnya melalui fotosintesis, dan penyimpan karbon dalam daun diseluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Hasil riset Dr. Ir. Endes N Dahlan Dosen falkutas Kehutanan Industri Pertanian Bogor terhadap 43 pohon Trembesi (samanea saman) sebagai pohon jagoan penyerap karbondioksida yang dalam setahun mempu menyerap 28.488,93 kg karbondioksida berikut 5 besar pohon penyerap korbondioksida (CO2) :

Pohon Penyerap Karbondioksida
No Nama Lokal Nama Ilmiah Daya Serap CO2 (kg/pohon/tahun
1 Trembesi Samanea 28.488,39
2 Cassia Cassia sp 5.295,47
3 Kenanga Canangium Adoratum 756,59
4 Pingku Dysoxylum Excelcum 720,49
5 beringin Ficus Benyamina 535,90

5.2 Menghentikan emisi gas rumah kaca
Untuk melarang CFC sama sekali penggunaan bahan ini sebagai propelen pendingin maupun industri plastic yang pelaksanaan politisnya dibawah pemantauan kimia. Dunia hal mendorong pabrik pembuat mesin pendingin berlembaga menemukan bahan pengganti, yaitu memakai gas jenis CFC yang tidak terkena pembatasan.

5.3 Solusi Yang Mudah dan Murah
Adalah kembali kealam dan manusia itu sendiri yaitu kita kembalikan siklus perkembangan biakan hewan secara alami dan manusia tidak mengkomsumsi protein tinggi yang berasal dari hewan. Juga sebagai wujud melatih cinta kasih yang universal. Ini cara tercepat dalam menghentikan global worning yaitu 80 %. Untuk solusi energi dimana kita terlalu mengadalkan minyak dan batu bara. Sudah tersedia energi gratis dan alam yang teknologi terus dikembangkan. Yaitu energi matahari, angina, dan teknologi hijau lainnya yang terus dikembangkan untuk menghemat energi dunia.

6. Kesimpulan
1. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan, gas-gas rumah kaca, SP, CO¬2, NO2, CFC methan bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi sehingga es dikutup bisa mencair akibatnya air permukaan air laut makin tinggi.
2. Langkah mudah dan murah menyelamatkan masa depan bumi tercinta ini adalah :
- Beralih ke Vegetarian/mengurangi kosumsi produk hewani sebisa mungkin.
- Memanfaatkan free energi dan penanaman pohon.



















DAFTAR PUSTAKA

- Awidiya Santikajaya, Indonesia dalam pemanasan global
Makalah, 2001
- Jr. Adi Wijaya, Bumi Masih Dapat Diselamatkan.
Mari Kita Ikut Berperan Makalah 2008
- Wisnu Arya. W, Dampak pencemaran Linkungan Cerakan.
Andi Offset, Jogjakarta, 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halaman