Selasa, 31 Juli 2012

Belajar Islam dari Orang Tiongkok

Patung Laksamana Cheng Ho di Sam Poo Kong (halosemarang.com)
Demi menyaksikan langsung acara peresmian sebuah patung, saya meninggalkan tempat tugas dan berangkat ke Semarang kemarin (29/7/2011). “Pelarian” saya ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi karena dua hal. Pertama, saya berlum pernah ke sebuah kelenteng agung yang dibanggakan di tanah Jawa. Kedua, saya tertarik sekali dengan kisah Laksamana Cheng Ho, seorang muslim yang taat yang juga ksatria tanah Tiongkok yang membawa misi perdamaian ke seluruh dunia, termasuk beberapa daerah di Indonesia. Akhirnya, melalui aksi nekat ini, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran, terutama kekuatan hati seorang pejuang Tiongkok yang membawa misi religius ke Nusantara.

Laksamana Cheng Ho inilah yang patungnya setinggi 10,2 meter diresmikan oleh masyarakat kota Semarang di Kelenteng Agung Sam Poo Kong, Jumat malam.

Sebenarnya hal peresmian sudah biasa, namun yang menyentuh saya adalah ternyata, Seorang Laksamana Cheng Ho yang dikenal berasal dari keluarga muslim, dengan bangga dibelikan patung dan diresmikan oleh sebuah yayasan kelenteng, yang sebagian besar pengikutnya beragama Kong Hu Cu dan Nasrani. Ini bentuk harmonisasi agama yang sangat menyentuh.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo pun dalam sambutannya sempat menyatakan rasa bangga. “Ini simbol harmonisasi keagamaan di masa depan,” kata Bibit disambut tepuk tangan ribuan orang yang hadir. Ia juga menambahkan, misi Jawa Tengah dengan program pariwisatanya bertajuk Visit Central Java 2013 akan sangat terdorong dengan nilai-nilai harmoni antarumat beragama yang dipadu dengan kreativitas membangun objek wisata.

Patung berwarna perunggu Laksamana Cheng Ho pun diresmikan tepat pada pukul 20.15 dengan pembukaan selubung oleh gubernur. Menurut ketua yayasan pengelola Sam Poo Kong Mulyadi Setya Kusuma, patung ini sudah mendapatkan sertifikat rekor MURI sebagai patung Laksamana Cheng Ho tertinggi di Indonesia. Bahkan, Mulyadi berani mengklaim patung ini sebagai patung Cheng Ho tertinggi di dunia.

Acara peresmian dimeriahkan dengan beberapa acara hiburan, di antaranya pertunjukan atraksi barongsai dari tiga daerah: Bogor, Ungaran, dan Semarang, Sendratari kisah perjalanan Cheng Ho, dan pesta kembang api.

Dalam pertunjukan sendratari, nampak sekali alur kisah sejak Cheng Ho masih remaja, tinggal bersama Ayah dan Kakeknya yang juga penganut taat agama Islam. Narasi menyebutkan, Cheng Ho melewati masa kecilnya sekitar tahun 1431. Saat itu, ayah dan kakeknya sudah melaksanakan ibadah haji. Ketertarikannya membangun perdamaian dunia mulai dirasakan Cheng Ho saat menemukan banyak sekali penindasan dan ketidakadilan di bumi. Akhirnya, ia memutuskan melakukan perjalanan untuk menyiarkan ajaran kebaikan dan perdamaian. Dalam sendratari dilakonkan bagaimana Cheng Ho diterima dengan baik di India, Negeri Siam (sekarang Thailand), Malaka (Sekarang Malaysia), dan Nusantara.

Laksamana Cheng Ho yang bernama asli Ma He inilah yang disebut-sebut menjadi pendamai saat Kerajaan Samudra Pasai terlibat perang saudara dengan Kerajaan Batak. Itulah mengapa di beberapa daerah di Sumatera Utara hingga saat ini ditemukan peninggalan-peninggalan Cheng Ho, yang dulunya merupakan hadiah bagi raja-raja pribumi. Selain di Sumatera, peninggalan Cheng Ho berupa piring berlafaz Ayat Kursi ditemukan di peninggalan Kerajaan Cirebon. Manuskrip sejarah mengungkapkan, Cheng Ho mengunjungi Nusantara setidaknya sebanyak tujuh kali semasa hidupnya, dan mengunjungi hampir semua kerajaan besar di Tanah Air membawa misi perdamaiannya.

Di Semarang sendiri, Cheng Ho terkenal membawa misi syiar Islam yang ketika berlabuh di beberapa titik dermaga Pulau Jawa disambut oleh kelompok masyarakat Cina yang lebih dulu tiba, dan juga masyarakat asli pribumi. Cheng Ho juga disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan beberapa keluarga sunan, termasuk di Demak.

Gubernur Bibit Waluyo juga menambahkan, saatnya infrastruktur Jawa Tengah mendorong pariwisata, termasuk untuk wisata religius. Ia pun tersenyum-senyum saat panitia mengutarakan rencana awal mereka yang mengonsep kedatangannya dengan perahu, namun akhirnya batal karena beberapa pertimbangan. Menanggapi niat itu, Bibit menjanjikan bahwa jika misi pariwisata Jateng berhasil pada 2013, maka tidak tertutup kemungkinan para wisatawan bisa menuju Kelenteng Agung Sam Poo Kong dengan perahu. Hal ini cukup beralasan, karena proyek pelebaran sungai banjir kanal timur dan barat yang saat ini sedang dalam proses, diperkirakan rampung pada 2012.

Bagi saya, memanfaatkan momen pertama kali mengunjungi kelenteng bergaya Tiongkok, kesempatan berbaur seperti ini semakin memberikan drasa nyaman dan rukun bermasyarakat. Beberapa momen membuat saya bangga, di antaranya saat melihat melimpahnya keramaian penduduk lokal seekitar kelenteng yang hadir dalam acara, berulang kalinya panitia bermuka Tiongkok menyebutkan kata-kata berciri khas Islam seperti “Haji”, “Ayat Kursi”, bahkan menyampaikan salam dalam bahasa Arab.

Nama “agung” dalam Kelenteng Agung Sam Poo Kong juga ternyata disematkan oleh gubernur kepada pengelola yayasan. Menurutnya, sudah saatnya kelenteng ini dianggap bagian penting dari sejarah semarang, dan pembangunan pariwisata untuk masyarakat Jawa Tengah secara keseluruhan.

Saya mengakui, pengaruh Cheng Ho memang sedemikian besarnya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Akan tetapi apa yang saya lihat malam itu membuat saya belajar banyak dari orang-orang Tiongkok, termasuk mereka yang hidup di zaman ini. Saya tahu filosofi harmonisasi antarumat manusia memang ditanamkan sejak dulu dalam ajaran orang-orang Tiongkok, sama halnya dalam Islam. Tapi melihat sendiri seperti ini, sungguh membanggakan. Tak ayal, saya memperhatikan ekspresi beberapa turis mancanegara yang berkulit putih juga sama puasnya. Mereka ikut bertepuk tangan, mengangguk-angguk, dan berteriak saat kembang api meletus berkali-kali di langit kota Semarang.

Mendapatkan sedikit catatan perjalanan ini dan rasa puas yang tak terhingga, saya sampai lupa bahwa status saya adalah “pelarian”.


Disadur dari: https://www.facebook.com/groups/360648566039/10151229308241040/?comment_id=10151334082706040&ref=notif&notif_t=group_comment_reply#!/groups/401680883191796/permalink/501997013160182/

Minggu, 29 Juli 2012

3 Teori Misteri Hilangnya Pilot AS Amelia Earhart

Hilangnya Amelia Earhart, pilot pertama asal Amerika yang dinyatakan hilang 2 Juli 1937 di pulau Nikumaroro, sebelah barat Samudera Pasifik masih menjadi misteri. Berbagai pencarian terus dilakukan di sekitar lokasi yang diduga sebagai tempat hilangnya pesawat naas Amelia bersama sang navigator, Fred Noonan.
Peristiwa ini akhirnya menimbulkan beberapa spekulasi dan teori. Teori pertama menyatakan, Earhart terdampar di Nikumaroro. Direktur Ekskutif International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR) Richard Gillespie memperkirakan bahwa pesawat yang dikendarai Earhart kehabisan bahan bakar saat menuju Howland.
Ia ingin melakukan pendaratan darurat di pulau Phoenix, namun keliru jalannya. Penyelidikan TIGHAR memperkuat teori ini, bahwa mereka telah menemukan catatan asli dari kecelakaan pesawat pada awal 1939 di Nikumaroro. Isi laporan terdiri atas pria dan wanita yang cocok dengan deskripsi dari Earhart dan Noonan.
Teori kedua, kecelakaan terjadi di laut yang lokasinya dekat dengan tempat tujuan yaitu Howland. Sepuluh tahun lalu Nauticos, perusahaan yang bergerak dalam bidang penelitian dan pencarian pada laut dalam, melakukan upaya menemukan pesawat Earhart yang dipercayai jatuh di Samudra Pasifik.
Presiden Nauticos David Jourdan pada tahun 2003 mengungkapkan, karena transmisi radio yang rusak dan pasokan bahan bakar menyebabkan pesawat ini naas di lokasi dekat tujuan mereka.
Teori ketiga, ditengarai adanya konspirasi. Earhart dan Noonan disandera Jepang di kepulauan Marshall, Samudra Pasifik, karena dianggap sebagai mata-mata AS. Sebagian orang mempercayai bahwa mereka berdua telah tewas. Namun, sebagian lainnya berasumsi mereka kembali ke AS dan mengubah identitas.
Kabar lain menyebut Earhart mengganti namanya menjadi Irene Craigmile. Kemudian menikah dengan Guy Bolam dan mengambil nama belakang suaminya. Ia akhirnya meninggal di New Jersey pada tahun 1982.
"Jika dia (Earhart) tidak bisa menemukan Howland, rencana cadangannya adalah memotong komunikasi dan menuju Kepulauan Marshall dan menjatuhkan pesawat di sana," ungkap C Rollin Reineck, pensiunan kolonel Angkatan Udara AS yang tinggal di Kailua, Hawaii, pada tahun 2003 lalu.
Dalam bukunya yang berjudul "Amelia Earhart Survived", Reineck memaparkan Earhart menghilangkan pesawatnya di Kepulauan Marshall atas alasan keamanan nasional. Skema ini memungkinkan pemerintah AS untuk menyelamatkan Earhart dan pada saat yang sama melakukan pengintaian sebelum perang di Jepang.
Analisis yang dilakukan Reineck telah menetapkan bahwa foto dari Irene Bolam, tulisan tangan, dan bukti forensik lain menunjukkan adanya keterkaitan dengan Amelia Earhart.
Ekpedisi pencarian atas jasad wanita yang lahir yang lahir pada 24 Juli 1897 itu kembali dilakukan baru-baru ini. Tepat dilakukan pada ulang tahun Amelia Earhart yang ke 115 di tahun 2012. Google bahkan menjadikannya sebagai doodle di tanggal tersebut.
Ekspedisi ini disebut "Niku VII," memakan biaya US$ 2,2 juta yang didanai oleh TIGHAR, dan direncankan berjalan selama sepuluh hari. Namun, kendala peralatan dan kondisi lingkungan bawah laut Nikumaroro, memaksa mereka memangkas waktu pencarian.
Tim ekpedisi kembali ke Hawaii, melakukan pencarian melalui sonar (sound navigation and ranging), dan menggunakan video di sekitar wilayah Nikumaroro. Dalam pernyataan online, pihak TIGHAR menyatakan kekecewaannya karena tidak mendapatkan penemuan yang pasti.
(Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)

Sabtu, 14 Juli 2012

Pemicu Gerakan Tanah


Gangguan yang merupakan pemicu gerakan tanah merupakan proses alamiah atau non alamiah ataupun kombinasi keduanya, yang secara aktif mempercepat proses  hilangnya kestabilan pada suatu lereng. Jadi pemicu ini dapat berperan dalam mempercepat peningkatan gaya penggerak/peluncur/driving force, mempercepat pengurangan gaya penahan gerakan/resisting force, ataupun sekaligus mengakibat keduanya.   Secara umum ganguan yang memicu gerakan tanah dapat berupa :
a. Gerakan tanah yang dipicu oleh hujan
Hujan pemicu gerakan tanah adalah hujan yang mempunyai curah tertentu dan
berlangsung selama periode waktu tertentu, sehingga air yang dicurahkannya dapat
meresap ke dalam lereng dan mendorong massa tanah untuk longsor.  
Secara umum terdapat dua tipe hujan pemicu longsoran di Indonesia, yaitu tipe
hujan deras dan tipe hujan normal tapi berlangsung lama. Tipe hujan deras misalnya
adalah hujan yang dapat  mencapai 70 mm per jam atau lebih dari 100 mm per hari. Tipe
hujan deras hanya akan efektif memicu longsoran pada lereng-lereng yang tanahnya
mudah menyerap air (Premchit, 1995; Karnawati 1996, 1997), misal pada tanah lempung
pasiran dan tanah pasir. Pada lereng demikian longsoran dapat terjadi pada bulan-bulan
awal musim hujan, misalnya pada akhir Oktober atau awal November di Jawa. Tipe hujan
normal contohnya adalah hujan yang kurang dari 20 mm per hari. Hujan tipe ini apabila
berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan dapat efektif memicu
longsoran pada lereng yang tersusun oleh tanah  yang lebih kedap air, misalnya lereng
dengan tanah lempung (Karnawati, 2000). Pada lereng ini longsoran terjadi mulai pada
pertengahan musim hujan, misal pada bulan Desember hingga Maret.
 Khusus untuk kasus longsoran Purworejo dan Kulon Progo yang kondisi lerengnya
tertutup oleh tanah lempung pasiran, hujan deras dengan curah mencapai lebih dari 500
mm selama 3 hari merupakan pemicu longsoran. 
b. Gerakan tanah yang dipicu oleh getaran
Getaran memicu longsoran dengan cara melemahkan atau memutuskan hubungan
antar butir partikel-partikel penyusun tanah/ batuan pada lereng. Jadi getaran berperan
dalam  menambah gaya penggerak dan sekaligus mengurangi gaya penahan. Contoh
getaran yang memicu longsoran adalah getaran gempabumi yang diikuti dengan peristiwa
liquefaction. Liquefaction terjadi apabila pada lapisan pasir atau lempung jenuh air terjadi
getaran yang periodik Pengaruh getaran tersebut akan menyebabkan butiran-butiran pada
lapisan akan saling menekan dan kandungan airnya akan mempunyai tekanan yang besar
terhadap lapisan di atasnya. Akibat peristiwa tersebut lapisan di atasnya akan seperti
mengambang, dan dengan adanya getaran tersebut dapat mengakibatkan perpindahan
masa di atasnya dengan cepat. 
c. Gerakan tanah yang dipicu oleh aktivitas manusia.
Selain disebabkan oleh faktor alam, pola penggunaan lahan juga berperan penting
dalam memicu terjadinya longsoran. Pembukaan hutan secara sembarangan, penanaman
jenis pohon yang terlalu berat dengan jarak tanam terlalu rapat, pemotongan tebing/ lereng
untuk jalan dan pemukiman merupakan pola penggunaan lahan yang dijumpai di daerah
yang longsor. 
Penanaman pohon dengan jenis pohon yang terlalu berat, misalnya pohon durian,
manggis dan bambu, serta penanaman dengan jarak tanam terlalu rapat mengakibatkan
penambahan beban massa tanah yang bisa menyebabkan longsoran. Hal ini berarti akan
menambah gaya gerak tanah untuk longsor  menuruni lereng.
Pembukaan hutan untuk keperluan manusia, seperti misalnya untuk perladangan, persawahan dengan irigasi, penanaman pohon kelapa, dan penanaman tumbuhan yang berakar serabut dapat berakibat menggemburkan tanah. Peningkatan kegemburan tanah ini akan menambah daya resap tanah terhadap air, akan tetapi air yang meresap ke dalam tanah tidak dapat banyak terserap oleh akar-akar tanaman serabut. Akibatnya air hanya terakumulasi dalam tanah dan akhirnya menekan dan melemahkan ikatan-ikatan antar butir tanah. Akhirnya karena besarnya curah hujan yang meresap, maka longsoran tanah akan terjadi. Pemotongan lereng untuk jalan dan pemukiman dapat mengakibatkan hilangnya peneguh lereng dari arah lateral. Hal ini selanjutnya mengakibatkan kekuatan geser lereng untuk melawan pergerakan massa tanah terlampaui oleh tegangan penggerak massa tanah dan akhirnya longsoran tanah pada lereng akan terjadi.

Halaman