Selasa, 28 Februari 2012

Teka-teki di Balik Keindahan Aurora



Keindahan aurora mudah dinikmati, terutama oleh mereka yang tinggal di lintang tinggi. Namun, peristiwa pembentukan aurora hingga saat ini belum dipahami sepenuhnya.

Hasil penelitian ilmuwan dari Massachusets Institute of Technology, yang dipublikasikan dalam Nature Physics, Minggu (26/2/2012), semakin membuka wawasan tentang pembentukan aurora. Secara umum, aurora terbentuk ketika partikel energetik dari badai Matahari menumbuk molekul di atmosfer menghasilkan foton cahaya. Lewat hasil penelitian, mekanisme yang lebih detail diuraikan.

Pembentukan aurora terkait dengan adanya gerak elektron yang dipercepat di area magnetotail, yakni bagian medan magnet Bumi yang "mengembang" saat badai Matahari menumbuk Bumi. Area magnetik yang mengembang menyimpan energi persis seperti karet yang diregangkan. Energi bisa dilepas persis seperti karet gelang yang bisa ditembakkan ke arah tertentu.

Gerak elektron dengan kecepatan tinggi juga dimungkinkan karena adanya magnetotail yang besar. Ilmuwan memperkirakan, magnetotail yang ada seribu kali lebih besar dari yang diperkirakan. Energi yang dilepaskan itulah yang mempercepat gerak elektron menuju Bumi. Ketika elektron menumbuk lapisan atas atmosfer Bumi, foton cahaya pun tercipta menghasilkan aurora.

"Orang berpikir area ini kecil. Kami berhasil menunjukkan bahwa area ini bisa sangat besar dan sanggup mempercepat gerak elektron," kata Jan Egedal, pimpinan penelitian, seperti dikutip Space, Senin (27/2/2012).

Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, Egedal dan rekannya menganalisis data yang diambil oleh beberapa wahana antariksa, misalnya wahana Cluster milik Eurpean Space Agency (ESA).

Ilmuwan juga menggunakan superkomputer yang disebut Kraken. Superkomputer itu memiliki 112.000 prosesor yang bekerja secara pararel. Para ilmuwan memakai 25.000 prosesor selama 11 hari untuk mengamati 180 miliar partikel simulasi yang bisa menunjukkan gerak elektron.

Sumber: KOMPAS.com

Minggu, 19 Februari 2012

Video Pembelajaran Geografi (Materi Proses Pembentukan Bumi oleh Tenaga Eksogen)

Ketika kita membicarakan media pembelajaran untuk membantu kegiatan belajar mengajar, akan selalu ada banyak media yang dapat digunakan sebagai sarananya. Salah satu yang dapat digunakan adalah media film. Tentunya penentuan media yang akan digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Pemilihan media film sebagai alternatif dalam pembelajaran geografi saya rasa sangat perlu untuk dikembangkan dan diterapkan dalam kgiatan proses belajar mengajar geograi. Hal ini dikarenakan kebanyakan materi pelajaran geografi bersifat imajinatif dan memerlukan banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itulah media pembelajaran menggunakan film saya rasa memiliki kekuatan lebih untuk membantu guru dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didik, dalam tulisan ini saya memilih materi proses pembentukan bumi yang berkaitan dengan tenaga eksogen.




Video pembelajaran geografi ini saya buat sewaktu masih kuliah dulu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Geografi. Video berdurasi 6 menit ini memang masih banyak kekurangan di banyak aspek. Namun saya masih tetap berharap bahwa video pembelajaran ini mampu membantu para guru maupun siswa dalam menangkap materi pelajaran. Tentunya saya juga berharap agar video ini dapat menginspirasi para pembaca dalam mengembangkan media pembelajaran geografi yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, amiin.


Download Disini!!!

Halaman