Kamis, 31 Desember 2009

Interpretasi Citra dengan Menggunakan Delapan Unsur Interpretasi

INTERPRETASI FOTO UDARA DENGAN MENGGUNAKAN 8 UNSUR

1. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan interpretasi foto udara sesuai dengan objek yang dideliniasi dengan menggunakan 8 unsur interpretasi.

2. LANDASAN TEORI
Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren). Sedangkan menurut Lillesand and Kiefer, tagun 1979, Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
Estes dan Simonett (1975) dalam Sutanto (1992) mengatakan bahwa interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital (Purwadhi, 2001).
Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan cirri atau karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona atau warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti. Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Adapun 8 macam unsure interpretasi foto udara secara manual antara lain:

a. Rona dan Warna
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih atau kelabu . Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya.Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna.
b. Bentuk
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. Biasanya dinyatakan dalam bentuk bulat, empat segi panjang, segitiga, dll.
c. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.
d. Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang.


e. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Pola dinyatakan sebagai kompak, teratur, tidak teratur atau agak teratur (campuran).
f. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
g. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Sebagaimana dengan asosiasi Misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
h. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).

ALTERNATIF KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN PROGRAM GO GREEN SCHOOL SEBAGAI ANTISIPASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

ALTERNATIF KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN PROGRAM GO GREEN SCHOOL SEBAGAI ANTISIPASI

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Oleh : Syafri Anwar

Abstrak

Tulisan ini bertujuan menjelaskan bagaimana perubahan iklim global yang cenderung semakin panas telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, dan peran sekolah dalam mengantisipasi dampak pemanasan global itu, khususnya melalui program menuju sekolah hijau (go green school). Perubahan iklim global ternyata telah berpengaruh terhadap menurunnya produksi pertanian, menurunnya ketersediaan air pada daerah subtropik, meluasnya wilayah banjir, yang bermuara pada penurunan kualitas lingkungan.

Menuju sekolah hijau merupakan bukti dari partisipasi dunia pendidikan dalam mengantisipasi dampak pemanasan global. Ujung tombak dari program ini adalah sekolah, tetapi sekolah hanyalah salah satu dari sekian banyak subsistem yang melingkarinya. Tanpa keterlibatan yang sungguh-sungguh dari dari subsistem yang lain mulai dari level paling atas (pemerintah, khususnya Depdiknas), sampai ke tingkat propinsi, kabupaten/kota, maka sekolah tidak punya daya apa-apa.

Pada tingkat sekolah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, penanaman pohon di lingkungan sekolah, sekolah yang belum punya pagar permanen danjurkan mebuat pagar hidup terlebih dahulu, lomba sekolah asri, dan kebijakan satu siswa satu pohon.

Kata kunci : Menuju Sekolah Hijau (GGO), Pemanasan Global, satu siswa satu pohon.

Pendahuluan

Tidak dapat dimungkiri bahwa pemanasan global (global warming) sudah terjadi. Hal ini dibuktikan dengan munculnya beberapa perobahan fenomena alam di muka bumi, baik yang dapat dirasakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Intergovernmental Panel on Climate Change ( IPCC) melaporkan, suhu muka bumi sekarang sudah meningkat rata-rata 0,6 derajat Celsius dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Apabila tingkah laku manusia terhadap bumi dan alam sekitarnya tidak berubah dari keadaan sekarang, IPCC memperkirakan bahwa temperatur rata-rata global akan meningkat 1,1 – 6,4 derajat Celcius dalam rentangan tahun 1990-2100 (Kompas, Minggu 12 Oktober 2008, hal.7).

Perubahan-perubahan gejala alam seperti dikemukakan di atas sering luput dari perhatian. Orang baru sadar ketika mengetahui perubahan iklim global membawa dampak besar terhadap kehidupan. Di era tahun 1960-an sampai tahun 90-an kita merasakan bahwa suhu muka bumi kita (khususnya Indonesia) terasa lebih enak dan lebih sejuk dibandingkan dengan kondisi memasuki tahun 2000. Sekarang apabila orang berbicara tentang suhu udara, rata-rata mengatakan, ”udara kita semakin panas”. Untuk membuktikan pernyataan ini, marilah kita lihat data historis tentang kenaikan temperatur di Indonesia sejak tahun 1950 sampai tahun 2000, sebagaimana grafik berikut ini

DATA HISTORIS KENAIKAN TEMPERATUR INDONESIA

TAHUN 1950-2000


Sumber : NOAA-CIRES 2005

Berdasarkan hasil studi Hume dan Nicola (1999) tentang rata-rata suhu udara Indonesia, ternyata terjadi peningkatan sebesar per tahun sejak tahun 1900. Pada kondisi normal, suhu Indonesia sekarang rata-rata - . Pada saat tertentu suhu udara kota Jakarta mencpai . Temperatur global 2007 diperkirakan meningkat .

Peningkatan suhu berdampak terhadap peningkatan curah hujan. Ini dibuktikan dengan data berikut.

DATA HISTORIS KENAIKAN CURAH HUJAN INDONESIA

TAHUN 1950-2000


Sumber : NOAA-CIRES 2005

Salah satu akibat pemanasan global yang mulai dirasakan saat ini adalah mencairnya daratan es kutub utara seperti Greenland yang meleleh seluas dua kali luas Amerika Serikat. Hal ini berdampak terhadap naiknya ketinggian muka air laut, pulau-pulau kecil yang tidak seberapa tinggi dari muka laut akan hilang, serta terjadinya banjir dan gelombang besar melebihi dari kejadiaan sebelumnya. Bukti fenomena alam yang mengerikan akibat dampak pemanasan global antara lain:

(1) Menurunnya produksi potensial pertanian di daerah tropik dan sub tropik akibat naiknya suhu

(2) Menurunnya ketersediaan air pada daerah subtropik

(3) Meluasnya wilayah berisiko banjir di daerah pemukiman akibat meningkatnya curah hujan dan naiknya muka air laut

(4) Meningkatnyakonsumsi ebergi untuk AC atau terbangunnya suplai energi dari pembangkit listrik tenaga air. (Sumber A.Feri, 2007)

Perlu upaya yang serius untuk mengatasi dampak pemanasan global ini. Seluruh elemen bangsa dan masyarakat dapat mengambil peran. Khusus di dunia pendidikan, sekolah bersama warga sekolah (siswa, guru, dan orang tua) berperan penting untuk menata lingkungannya, sehingga menjadi lingkungan yang antisipatif terhadap dampak permanasan global. Saat ini program sekolah yang perlu mendapat dukungan berbagai pihak adalah program Menuju Sekolah Hijau- MSH (Go Green School-GGS). Progam ini mrupakan .....

Makalah ini bertujuan menjelaskan tentang pentingnya program menuju sekolah hijau, dan bagaimana kiat penerapannya dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Geografi yang dianggap paling terkait dengan program ini. Diharapkan melalui tulisan ini diperoleh gambaran yang lebih jelas, dan lebih dari itu adalah ditemukannya beberapa alternatif tindakan yang mungkin dilakukan oleh sekolah dalam rangka antisipasi dampak pemanasan global.

Pembahasan

Pemanasan global terjadi akibat peningkatan gas rumah kaca,atau sering disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Peningkatan gas rumah kaca maksudnya adalah peningkatan gas yang mengisi atmosfer bumi seperti karbon dioksida , metana , dan Nitrogen oksida . Menurut hasil penelitian para ahli, konsentrasi paling tinggi adalah . Peningkatan gas rumah kaca ini ternyata sudah tidak seimbang lagi dengan kemampuan tumbuh-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya, yang berakibat terhadap meningkatnya suhu rata-rata udara di muka bumi.

Ada dua faktor penyebab peningkatan gas rumah kaca yaitu; faktor alamiah, dan faktor aktifitas manusia. Faktor alamiah misalnya letusan gunung api, kebakaran hutan yang tidak disengaja, sedangkan faktor manusia antara lain, pembukaan lahan, pemakaian bahan bakar (minyak bumi, bensin, gas, dan batu bara) untuk kepentingan transportasi, industri, kebutuhan rumah tangga.

Program menuju sekolah hijau menjadi ikon penting dalam rangka antisipasi pemanasan global. Program ini juga sebagai bentuk kepedulian dunia pendidikan terhadap permasalahan global, khususnya pemanasan global. Kepedulian dunia pendidikan akan terlaksana apabila ada sinergi berbagai pihak, mulai dari pemerintah (dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional-Depdiknas) sampai ke lingkungan sekolah. Bukti keseriusan Pemerintah dapat diwujudkan melalui pengusulan Rencana/peningkatan Anggaran Biaya Depdiknas untuk program GGS. Penganggaran ini juga diikuti oleh lembaga terkait yang ada di bawahnya, sepeti Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sampai kepada penganggaran sekolah-sekolah.

Kebijakan yang mungkin dilakukan untuk mendukung program GGS di antaranya: (1) memanfaatkan pekarangan sekolah untuk penanaman pohon, (2) sekolah yang belum punya pagar permanen danjurkan membuat pagar hidup terlebih dahulu, (3) lomba sekolah asri. Pada tingkat kelas kegiatan yang mungkin dilakukan misalnya, lomba lokal asri, tugas-tugas pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan, misalnya dalam pembelajaran Geografi, dan pembelajaran Biologi. Tugas dapat diberikan dalam bentuk satu siswa satu pohon. Siswa secara individu diminta memelihara pohon yang ditanaminya sampai subur dan berkembang. Pohon dapat ditanam di sekitar kelas, atau di dalam pot, sehingga mewujudkan keasrian lingkungan baik lingkungan kelas maupun lingkungan sekolah.

Kegiatan seperti yang dikemukakan di atas kelihatannya sangat sederhana, tetapi kita dapat membayangkan apabila setiap sekolah di tanah air, mulai dari SD sampai SMA, bahkan Pergruan Tinggi, maka dampaknya dalam memelihara lingkungan, khususnya lingkungan sekolah akan sangat besar.

Penutup dan Saran

Program GGS pada tingkat sekolah perlu dapat dukungan penuh dari berbagai pihak, mulai dari pembijak tingkat atas sampai ke tingkat bawah. Pada tingkat sekolah program ini perlu diikuti oleh kebijakan kepala sekolah untuk menganggarkan dana yang cukup. Ini direalisasikan dalam bentuk Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang jelas. Program /kegiatan sekolah yang tidak terencana dengan baik, terutama masalah anggaran akan sulit diwujudkan dengan baik. Setelah penganggaran dilakuan, pimpinan sekolah mensosialisasikannya kepada majlis guru, untuk ditindak lanjuti dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata, dengan melibatkan semua warga sekolah, khususnya siswa.

Daftar Rujukan

Bergemen, Edward.F. 1995. Human Geography. Culture, Connection and Landscape (New Jersey: Prentice Hall)

, Michael. 1979. Tropical Lands. A Human Geography (England: Prentice Hall)

------------. 2007. Pemanasan Global (Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM, http://geo.ugm.ac.id)

Arisandi P. 2008. Go Green School di Gresik (http://www.terrarnet.or.id

Sirkulasi Atmosfer

Ada tiga komponen utama di bumi yakni Hidrosfer, Litosfer, Atmosfer. Samudra adalah perwujudan Hidrosfer, Litosfer berupa lapisan batuan sedangkan atmosfer berupa susunan udara. Biosfer atau bidang kehidupan melintasi beberapa bagian dari ketiga lapisan tersebut. Biosfer membentang beberapa meter ke dalam tanah (Litosfer), beberapa ratus meter ke dalam Atmosfer dan lebih dari 11.000 meter ke dalam samudra. Samudra bumi kurang lebih mencapai 71% permukaan bumi. Samudra menguasai sebagian besar belahan bumi selatan, seringkali mengacu pada Marine Hemsphere /belahan bumi berupa laut. Sedangkan daratan di sisi lain mendominasi belahan bumi utara

Bumi itu unik dalam sistem tata surya karena kuantitas air yang sangat banyak sekali. Lautan menutupi kira-kira 140 juta dari total 200 juta mil² permukaan bumi. Menurut volume mengandung 350 juta mil³ air. Lautan juga mengandung 3,5% garam tak larut, sama dengan 165 juta ton garam per mil³. Dengan demikian tak diragukan lagi air merupakan sumber bumi yang di dalamnya terdapat satu Mobile ore terbesar di permukaan bumi. Air laut sangat penting adanya bagi kehidupan di permukaan bumi. Pertama, lautan secara berlebihan mempengaruhi hampir semua proses di permukaan bumi. Lautan ,mengatur perputaran air dan gas karbon dioksida di dalam lingkungan. Kedua, air lautan tidak hanya mendukung kehidupan tetapi juga menjamin kehidupan pertumbuhan dinamikanya selama ratusan juta tahun evolusi sehingga memungkinkan kehidupan tetap ada saat ini dalam bentuk dan ukuran yang tak terhitung muai dari mikroorganisme sampai ikan paus. Ketiga, lautan mengatur proses geoligis Weathering/pelapukan dan kerusakan erosi. Lautan menyediakan tempat untuk milyaran ton sedimen yang dibawa oleh sungai-sungai di dunia. Di lautan batuan pasir terbentuk oleh sedimen yang berasal ari tanah dan batu kapur dari tubuh organisme laut. Batu karang ini menyimpan petroleum di dunia. Karang dan sedimen laut juga menyimpan endapan metalik besi, mangan dan non logam.

Karena volume yang besar dan fluiditasnya yang cepat maka lautan bisa membersihkan sendiri dan dengan demikain bisa tetap tidak terkontaminasi untuk waktu yang sangat lama. Namun akhir-akhir ini manusia telah mengancam kapasitas pembersihan sendiri lautan yang unik. Jika lautan ini tidak rusak maka mereka bisa memberi umat manusia sumber energy yang penting karena mereka mengandung jumlah hydrogen berat yang besar, mereka juga bisa menyediakan energy dari vulkano terutama di lautan pasifik .

Atmosfer terdiri dari berbagai gas dan serosol yang nantinya menghasilkan parikel-partikel sedikit padat dan cair yang disakurkan melalui udara . untuk gas tertentu suhu udara sangat dominan, tetapi tidak nyata. Udara merupakan kumpulan dari berbagai dari gas, diantaranya dianggap menjadi suatu bagian yang pemanen dari atmosfer sebab gas-gas tersebut mempunyai perbandingan yang tetap pada keseluruhan volumenya. Berbagai gas berhamburan banyak sekali dalam ruang dan waktu.

Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur dan temperatur potensial. Temperatur adalah sifat termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam cairan tersebut. Semakin besar aktivitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya. Temperatur menunjukkan kandungan energi panas. Energi panas dan temperatur dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari satu satuan massa fluida sebesar 1°. Jika kandungan energi panas nol (tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolut juga nol (dalam skala Kelvin). Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana sama sekali tidak ada aktivitas atom dan molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang tinggi. Kisaran harga temperatur di laut adalah -2° s.d. 35°C.

Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah parsel air yang bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami penekanan (kompresi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalamai penekanan secara adiabatis (tanpa terjadi pertukaran energi panas), maka temperaturnya akan bertambah. Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan (juga secara adiabatis), maka temperaturnya akan berkurang. Perubahan temperatur yang terjadi akibat penekanan dan pengembangan ini bukanlah nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya tidak terjadi perubahan kandungan energi panas. Untuk itu, jika kita ingin membandingkan temperatur air pada suatu level tekanan dengan level tekanan lainnya, efek penekanan dan pengembangan adiabatik harus dihilangkan. Maka dari itu didefinisikanlah temperatur potensial, yaitu temperatur dimana parsel air telah dipindahkan secara adiabatis ke level tekanan yang lain. Di laut, biasanya digunakan permukaan laut sebagai tekanan referensi untuk temperatur potensial. Jadi kita membandingkan harga temperatur pada level tekanan yang berbeda jika parsel air telah dibawa, tanpa percampuran dan difusi, ke permukaan laut. Karena tekanan di atas permukaan laut adalah yang terendah (jika dibandingkan dengan tekanan di kedalaman laut yang lebih dalam), maka temperatur potensial (yang dihitung pada tekanan permukaan) akan selalu lebih rendah daripada temperatur sebenarnya.

Satuan untuk temperatur dan temperatur potensial adalah derajat Celcius. Sementara itu, jika temperatur akan digunakan untuk menghitung kandungan energi panas dan transpor energi panas, harus digunakan satuan Kelvin. 0°C = 273,16K. Perubahan 1°C sama dengan perubahan 1K.

Seperti telah disebutkan di atas, temperatur menunjukkan kandungan energi panas, dimana energi panas dan temperatur dihubungkan melalui energi panas spesifik. Energi panas persatuan volume dihitung dari harga temperatur menggunakan rumus:

Q = densitas x energi panas specific x temperatur (temperatur dalam satuan Kelvin). Jika tekanan tidak sama dengan nol, perhitungan energi panas di lautan harus menggunakan temperatur potensial. Satuan untuk energi panas (dalam mks) adalah Joule. Sementara itu, perubahan energi panas dinyatakan dalam Watt (Joule/detik). Aliran (fluks) energi panas dinyatakan dalam Watt/meter² (energi per detik per satuan luas).

Halaman